Jakarta, CNN Indonesia –
Warga Indonesia (WNI), yang dibunuh oleh Maritim Marinir di Malaysia, mengumumkan sejarah istrinya sebelum dia terjadi.
Menurut warga negara Indonesia bernama Muhammad Hanafia, istrinya menghubungi dia pada hari Kamis (1/23) dan mengatakan dia akan memintanya untuk menghubunginya. Kemudian dia berkata besok (1/24) besok bahwa dia akan kembali ke Aceh.
Kemudian, pada hari Jumat pukul 2 malam, korban mengirim pesan suara melalui aplikasi WhatsApp. Dia tidak baik dalam pengalamannya dan meminta istrinya untuk melaporkan kantor polisi, tetapi dia sendirian. Dia juga meminta agar polisi Indonesia dibenci dalam air di Dumai.
“Tujuannya juga diterbitkan di mana dia berada di wilayah Pulau Carey. Pesan -pesan yang tersebar juga menemukan penangkapan lima korban di Pulau Carey”, kesaksian pasangan, pekerja migran (BP3MI) ACH, Senin (27/7 / 1) .
Kemudian nomor telepon target masih aktif sampai Sabtu (1/1) di sore hari, tetapi wanita itu tidak bisa berbicara satu sama lain. Jumlahnya tidak lagi aktif hingga Sabtu (1/25) malam.
BP3mi Ach, yang dikirim ke wanita itu dan korban Muhammad Haffiah adalah salah satu korban di baku tembak Malaysia. Namun, data untuk data yang valid masih menunggu informasi dari Malaysia pada hari Senin (1/27).
“Lebih lanjut memantau pengembangan perwakilan Indonesia di Malaysia dan pihak -pihak terkait dan keluarga PMI di Aceh,” kata BP3mi Aceh.
Insiden penembakan akan dilakukan pada hari Jumat (1/24) oleh kedutaan Malaimito Malaitime (APMM) kepada warga negara Indonesia di Tananjung Ruh, Selangor.
Insiden itu menyebabkan warga negara Indonesia sekarat dan banyak lainnya terluka.
Berdasarkan pesan Indonesia dengan kedutaan Malaysia (PDRM), penembak terjadi ketika APM menghentikan warga negara Indonesia
APMM mengatakan bahwa acara itu dilakukan karena warga negara Indonesia telah mengadakan perang. Dalam hal ini, pesan di Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur akan mengirim pemerintah Malaysia ke petunjuk dipatic.
“Dalam hal ini, agen Indonesia meminta untuk memasukkan saran untuk mengunjungi perusahaan dan disakiti”, deklarasi resmi Kementerian fun-eastern.com (Minggu (1/26).
Tingkat diplomatik bertujuan untuk mempromosikan pemeriksaan di kedalaman kasus ini, termasuk pemeriksaan penggunaan penggunaan APMM yang berlebihan.
Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur akan terus memantau pengembangan masalah ini dan melindungi para korban. Saat ini, data korban masih dalam proses pihak berwenang. (FBY / WIW)