Jakarta, CNN Indonesia –
Setidaknya 12 tentara perdamaian, termasuk dua dari misi penjaga perdamaian PBB Monusco, tewas dalam perkelahian di wilayah timur Republik Demokratik Kongo (DRC).
Pemerintah Pemerintah Kongo dan Tentara Perdamaian berusaha menghentikan pemberontak M23, yang masih tersedia untuk kota strategis Goma, ibukota provinsi Kiv utara.
Pertarungan antara pasukan negara dan pemberontak M23 menjadi lebih dan lebih intens daripada Januari.
Kelompok M23, yang telah memberontak selama tiga tahun terakhir, memenangkan lebih banyak wilayah di Kongo Timur, yang kaya akan mineral. Situasi ini berarti bahwa PBB memperingatkan risiko konflik, yang dapat diperluas ke perang regional.
Bentrokan baru -baru ini juga menyebabkan sembilan tentara Afrika Selatan yang terbunuh pada hari Sabtu (1/24) di deklarasi resmi pasukan Afrika Selatan.
Dari jumlah ini, dua bagian misi PBB bertanggung jawab atas pasukan blok Afrika Selatan Afrika (SADC).
“Anggota kami berjuang dengan berani untuk mencegah pemberontak mencapai kota Goma,” kata penjelasannya.
Pasukan Pemerintah dan Tentara Perdamaian akhirnya berhasil mengusir kelompok M23.
Selain itu, tiga tentara Malawi yang merupakan anggota misi SADC dalam pertempuran.
“Kami kehilangan tiga tentara pemberani yang terbunuh melawan pemberontak M23,” kata juru bicara Malawi, Emmanuel Mlelmeba, dan mendirikan Al Jazer.
Pergerakan M23 atau 23 Maret adalah kelompok bersenjata yang didominasi oleh kelompok etnis Tutsi. Mereka berpisah dari Tentara Kongo lebih dari 10 tahun yang lalu.
Setelah M23 secara aktif kembali pada tahun 2022, ia masih memeriksa daerah berikutnya. Aturan DRK Rwanda dan PBB yang dituduh Rwanda mendukung kelompok ini dengan tentara dan senjata, meskipun Rwanda dituduh.
M23 sekarang mengendalikan sebagian besar wilayah di sekitar Goma, yang dihuni oleh sekitar dua juta penduduk. Situasi ini memaksa PBB untuk tidak mentransfer staf yang signifikan dari kota.
Operasi penting, seperti distribusi makanan, dukungan medis dan perlindungan masyarakat masih dilakukan.
“Mereka yang terlibat dalam operasi terpenting untuk memastikan bahwa masyarakat yang terancam masih menerima bantuan,” kata Deklarasi PBB.
Wilayah Kongo Timur telah lama menjadi konflik bersenjata di arena karena perjuangan untuk mengendalikan sumber daya alam. Konflik ini menewaskan sekitar enam juta orang sejak 1998 dan menggantikan tujuh juta orang lainnya.
Pada hari Kamis (1/22) M23 memenangkan City of Sake, yang hanya 27 kilometer dari Goma. Kota ini adalah salah satu jalan utama terakhir menuju Goma, yang masih dikendalikan oleh pemerintah.
Menurut Badan Pengungsi PBB, lebih dari 237.000 orang dijual dalam situasi yang semakin tidak pasti. Konflik ini masih menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia, tanpa tanda -tanda akhir. (Del/BAC)