Jakarta, putra Indonesia –
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natali Picai, mengatakan bahwa setelah 100 hari, Presiden Presiden Prabovo substruktur, tidak ada orang yang dipenjara karena penghinaan terhadap pegawai negeri sipil.
Menurutnya, ini adalah tanda bahwa masyarakat bebas untuk mengungkapkan pendapatnya selama lima tahun ke depan.
“Dalam 100 hari tidak ada orang yang ditutup, ditahan, dikembangkan oleh hukum untuk menghina pegawai negeri dan tidak ada pegawai negeri sipil untuk menutup rakyatnya. Ini adalah tanda kebebasan untuk 5 tahun ke depan,” kata Picai dalam sebuah bisnis Pertemuan dalam pertemuan bisnis Komisi XIII Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu (5/2).
Dia mengatakan bahwa bahkan pemerintah dalam waktu 100 hari dari pemerintah tidak ikut campur dalam proses para pemimpin pemilihan regional, pemimpin partai partai. Menurutnya, dia menunjukkan bahwa demokrasi berjalan dengan baik.
“Kami juga melihat demokrasi, pemerintah atau negara sama sekali tidak, pemerintah tidak termasuk dalam urusan demokrasi yang terjadi atau berakhir kemarin. , semuanya diberikan pada kebebasan, “katanya.
Pada kesempatan ini, Picay mengatakan Presiden Praboovo akan memberikan amnesti kepada sekitar 44.000 tahanan. Salah satunya, kasus penghinaan terhadap pegawai negeri sipil.
“Yang dikeluarkan Amnest adalah yang pertama, yang pertama dalam konteks kasus ini untuk menyinggung kepemimpinan pejabat negara atau pemerintah,” katanya.
Beberapa kriteria lain untuk penerima amnesti adalah mereka yang berkepanjangan pasien, orang tua, cacat, wanita hamil, mereka yang merawat anak -anak selama kurang dari tiga tahun, anak di bawah umur dan tahanan politik.
“Tahanan politik ditemukan tidak hanya di Papua, tetapi di seluruh Indonesia, oleh karena itu, tahanan politik di penjara dari Sabang ke Merake mungkin setelah penilaian selesai, presiden memperhitungkan amnesti,” katanya.
(Yoa/dal)