![](https://fun-eastern.com/wp-content/uploads/2025/02/lelang-frekuensi-1-4-ghz-operator-singgung-ekosistem-belum-matang_fdc1f1a-1024x577.jpg)
Jakarta, cnn indonesia-
Asosiasi Telekomunikasi Indonesia (ATSI) meminta penurunan pemerintah untuk mendorong lelang frekuensi 1.4GHz, terlepas dari kenyataan bahwa faktanya tidak matang.
Rudi Purwanto, Ketua Forum Bisnis Seluler Senin (10/2), mengatakan, “Radi Purwanto cepat memiliki jaringan internet di Indonesia, tetapi kerugiannya adalah ekosistem.
“Pemasok teknis seperti Huawei dan ZTE untuk eroprosionest, yang masih dapat membutuhkan waktu untuk identifikasi stasiun saat ini saat ini dan perangkat di dalam ruangan, namun didukung,” tambahnya.
Rudi kemudian dibandingkan dengan frekuensi lain yang disiapkan sebagai ekosistem yang disiapkan.
“Dibandingkan dengan 700MHz telah dikembangkan, 2,6GHz atau 4GHz jam, ada perbedaan 700MHz dan 2,6GHz, tetapi 26GHz masih terbatas, tetapi ekosistem siap.” Lihat Peringkat-.
Frekuensi 1,4 GHz memasuki tahap awal proses lelang dengan konsultasi umum dengan peraturan menteri sehubungan dengan pita frekuensi nirkabel nirkabel.
Frekuensi 1.4GHz nanti dipantau secara nirkabel dengan BWA Wireless Services (Broadband Wireless) atau layanan internet dengan cepat. Kehadiran frekuensi ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk menampilkan internet dalam kecepatan rumah dengan kecepatan 100Mbps dengan harga layanan rendah.
Rudi juga mengatakan Indonesia membutuhkan spektrum baru seperti 700MHz, 2.6GHz, 3.5GHz, dan 26GH untuk mengambil berbagai negara tetangga.
Mereka mengatakan bahwa negara -negara lingkungan menggunakan spektrum. Pita 2.6GHz digunakan di Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, Myanmar, Singapura dan Laos. Pita 3.5GHz digunakan di Filipina, tetapi pita 26GHz digunakan di Filipina dan Vietnam.
Di Indonesia, band ini tidak dialokasikan untuk teknologi atau komunikasi. (LOM / DMI)