![](https://fun-eastern.com/wp-content/uploads/2025/02/pm-israel-netanyahu-ke-as-temui-donald-trump-bahas-apa_980df2e-1024x577.jpg)
Jakarta, CNN Indonesia –
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meninggalkan Israel pada hari Minggu (2/2) untuk bertemu Donald Trump di Amerika Serikat.
Netanyahu mengatakan bahwa pertemuannya dengan Trump akan membahas masalah -masalah penting dan kritis yang dihadapi Israel dan wilayah itu, mengalahkan Hamas, semua peluncuran sandera di Gaza, teror di Iran, mengancam perdamaian di Timur Tengah.
“Keputusan yang saya buat dalam perang mengubah wajah Timur Tengah,” Netanyahu mengatakan kepada bandara sebelum pergi.
“Keputusan kami dan keberanian para prajurit telah menarik peta. Tapi saya pikir, dengan bekerja sama dengan Presiden Trump, kami dapat mengembalikannya lebih jauh dan meningkatkan.”
Ketika ada penghentian api di Jalur Gaza Palestina, Netanyahu diarahkan ke Amerika Serikat. Pertemuan itu membuat pemimpin asing pertama Netanyahu mengunjungi Trump, karena orang pertama dibentuk bulan lalu.
Hubungan Netanyahu secara historis merupakan hubungan yang saling menguntungkan dan melakukan truf.
Selama masa jabatan terakhir Trump, Trump membawa kemenangan diplomatik Netanyahu, salah satunya mengakui kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan pada tahun 2019 dan mengatakan Abraham dan bangsa -bangsa di Teluk.
Trump bahkan telah mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel dan telah memindahkan kantor kedutaan AS ke daerah tersebut.
Pemerintahan baru Trump sekarang penuh dengan beberapa tokoh pro-Israel yang berharap untuk mendukung perluasan permukiman Israel di Westordania.
Perjalanan AS ke AS telah dalam negosiasi untuk fase kedua berhenti menembak di Gaza dan diperkirakan akan dimulai minggu ini.
Netanyahu dan Trump diharapkan untuk membahas diskusi Gaza tentang Arab Saudi dan Iran. Israel dan Arab Saudi berbicara, tetapi proses tersebut menunda dampak agresi Gaza.
Adapun masalah Iran, Teheran telah menjatuhkan ratusan roket dan drone tahun lalu.
Kunjungan Netanyahu ke Amerika Serikat juga disebutkan untuk memulihkan ketegangan antara Presiden Joe Biden. (BLQ/DN)