Jakarta, CNN Indonesia –
Harga minyak telah kembali stabil dan diperkirakan akan menguat pada awal perdagangan Asia pada Senin (21/10). Setelah harga minyak turun 7 persen pada minggu lalu, permintaan di Tiongkok, importir minyak terbesar dunia, mereda dan kekhawatiran mengenai gangguan pasokan di Timur Tengah.
Minyak mentah Brent naik 8 sen, atau 0,11 persen, menjadi $73,14 per barel pada 01:20 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik tipis 10 sen, atau 0,14 persen, menjadi $69,32 per barel.
Minyak mentah Brent turun lebih dari 7 persen minggu lalu, sementara WTI turun hampir 8 persen. Penurunan ini menandai penurunan mingguan terbesar pada kontrak tersebut sejak 2 September, seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan penurunan premi risiko di Timur Tengah.
Pada hari Jumat, Presiden AS Joe Biden mengatakan ada peluang untuk “berusaha mengakhiri konflik dengan Israel dan Iran untuk sementara waktu”.
Konflik di Timur Tengah meningkat pada akhir pekan ketika Israel mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka bersiap untuk menyerang situs-situs yang terkait dengan operasi keuangan Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut.
Awal pekan ini, Tiongkok memangkas suku bunga pinjamannya seperti yang diharapkan sebagai bagian dari paket stimulus yang luas untuk meningkatkan perekonomian negaranya.
Data pada hari Jumat menunjukkan ekonomi Tiongkok tumbuh pada laju paling lambat pada kuartal ketiga sejak awal tahun 2023, meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak.
Pekan lalu, perusahaan-perusahaan energi AS mengurangi jumlah rig minyak dan gas yang beroperasi untuk keempat kalinya dalam lima minggu, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes. Jumlah rig di AS turun menjadi 585.
(sfr/agt)