
Jakarta, CNN Indonesia –
Bagi banyak orang, tidak mungkin untuk memulai hari tanpa secangkir kopi. Diketahui bahwa kafein dalam kopi meningkatkan konsentrasi dan energi, tetapi sebuah penelitian baru -baru ini telah mengungkapkan bahwa konsumsi kafein sehari -hari benar -benar dapat mengubah struktur otak.
Otak manusia terdiri dari dua komponen utama: bahan abu -abu dan bahan putih. Bahan abu -abu berisi sel -sel saraf dan berperan dalam proses refleksi, sedangkan material putih bertindak sebagai jalur komunikasi antara sel -sel saraf.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kafein dapat menyebabkan penurunan volume bahan abu -abu sementara. Namun, di sisi lain, penelitian lain telah mengungkapkan bahwa kafein memiliki efek perlindungan pada penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Sebuah studi 2021 secara khusus memeriksa bagaimana konsumsi kafein mempengaruhi volume bahan abu -abu pada anak muda dan sehat. Para peneliti untuk menjawab pertanyaan utama adalah jika perubahan ini disebabkan oleh efek kafein pada tidur, karena kurang tidur juga terkait dengan penurunan bahan abu -abu.
Peluncuran Atlas Baru, penelitian ini melibatkan 20 peserta yang menghabiskan dua masa percobaan selama 10 hari. Selama suatu periode, tiga tablet kafein mengkonsumsi setiap hari, sementara di periode lain mereka mengonsumsi tablet plasebo tanpa plasebo.
Setelah setiap periode, volume bahan abu -abu diukur melalui IRM dan EEG mengevaluasi aktivitas gelombang lambat selama tidur.
Hasilnya, setelah sepuluh hari konsumsi kafein, volume bahan abu -abu telah menurun. Sebaliknya, tidak ada perubahan selama periode plasebo.
Lebih mengejutkan, penelitian ini tidak menemukan perbedaan dalam kualitas tidur antara kedua periode. Ini menunjukkan bahwa perubahan volume bahan abu -abu mungkin bukan hasil dari gangguan tidur, tetapi efek unik kafein itu sendiri.
Dampak kafein yang paling jelas diamati pada lobus temporal medial kanan, yang merupakan area otak yang terlibat dalam hippocampus, pusat navigasi memori dan ruang angkasa. Pengamatan ini masih diperkuat oleh penelitian pada tahun 2022, yang mengungkapkan bahwa konsumsi kafein jangka panjang dapat menyebabkan perubahan molekuler pada hippocampus tikus.
Carolin Reichert, salah satu peneliti di University of Basel yang berpartisipasi dalam penelitian ini, mengatakan bahwa perubahan dalam volume bahan abu -abu yang terjadi karena konsumsi kafein tampaknya sementara. Setelah kafein ditangkap, volume bahan abu -abu kembali normal.
“Kami tidak memiliki perbandingan sistematis antara peminum kopi rutin dan mereka yang jarang mengonsumsi kafein,” kata Reichert.
Dia juga mengatakan bahwa hasil penelitian ini tidak berarti fungsi kognitif kerusakan kafein. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa kafein memiliki efek perlindungan terhadap penurunan kognitif, terutama pada orang tua yang berisiko mengembangkan penyakit Alzheimer atau Parkinson.
Para peneliti curiga bahwa perbedaan dalam hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh subjek yang diteliti. Studi sebelumnya lebih fokus pada orang tua dengan kondisi neurodegeneratif, sementara studi 2021 ini meneliti kaum muda yang sehat.
Penemuan ini tidak selalu menyarankan Anda untuk berhenti minum kopi. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi kafein harian dapat mempengaruhi struktur otak, meskipun efeknya hanya sementara.
“Pengamatan ini tidak berarti bahwa konsumsi kafein memiliki dampak negatif pada otak,” kata Reichert. “Namun, fakta bahwa kafein mempengaruhi struktur kognitif kami menunjukkan bahwa penyelidikan tambahan masih diperlukan.”
(TIS / TIS)