
Jaket, CNN Indonesia –
Polisi dalam investigasi kriminal telah meningkatkan status pemalsuan yang seharusnya di gedung -gedung bangunan (SHGB) dan hak properti (SHM) di Laut Tanggrang, Banten, dalam fase interogasi.
Selain itu, Bareskrim juga akan memanggil kepala desa Kohud, Tenegan Rigense, Arsine Temoopia adalah salah satu titik laut dan HGB di laut. Dan inilah pembaruan terbaru dari informasi dalam kasus HGB Sea dan Sea Gard, yang memanjang hingga 30,16 km brigan.
Mengeksplorasi
Direktur Fakta Kriminal Umum Investigasi Kriminal, Brigadir Jenderal, Djhuadani Rahdago Forgo, mengatakan bahwa meningkatkan status dilakukan kemarin setelah mengumpulkan bukti awal dan tingkat kasus, pada hari Selasa (4/2).
“Hasil ijazah kami sepakat bahwa kami menemukan dugaan tindakan kriminal dari surat palsu dan/atau fakta otentik,” katanya pada konferensi pers di Polisi Investigasi Kriminal pada hari Selasa.
Dengan meningkatkan hukum, Dejahandani mengatakan bahwa para peneliti kemudian akan mulai menghubungi sejumlah saksi yang relevan untuk diperiksa dalam konteks pengumpulan pengambilan sampel.
Telah dipastikan bahwa proses menyelidiki dokumen pemalsuan dan otentik akan dilakukan secara rinci dan transparan. Kemudian, dia mengatakan para peneliti akan meminta dua bukti terkait untuk menentukan tersangka dalam kasus ini.
“Kami sedang melakukan penyelidikan profesional, kami pertama kali mencari (tersangka) dalam proses investigasi. Karena sebelum kami menemukan tersangka dan sebagainya, kami masih memberikan anggapan tidak bersalah,” katanya.
Di masa lalu, polisi telah menyatakan investigasi kriminal bahwa mereka sedang menyelidiki kasus pemalsuan dari dokumen SHGB-Shmm di wilayah Tanggang 10 Januari.
Investigasi kasus disebut pengaturan langsung Komandan Kepolisian Nasional Listyo Sigit Prabowo. Dalam hal ini, dalam Barious menemukan bahwa dugaan tindakan kriminal dalam bentuk penyalahgunaan pencucian uang.
DJUhandhani mengatakan serangkaian dugaan tindakan kriminal melanggar Bagian 263, 264, 265 dari hukum pidana atau bagian 3, 4, 5 dari hukum 2010 2010 tentang pencegahan dan bertemu pria.
Periksa kepala desa Kohud
Pada kesempatan yang sama, Djhandyani mengatakan bahwa setelah amandemen, penyelidikan yang berkembang, polisi investigasi kriminal akan memanggil kepala Kfar Kohud, Arsine sebagai saksi di SHGB dan SHM untuk pemalsuan di daerah Laut Tenggang.
Dia juga membuka upaya paksa untuk mengambil jika Kohod Kades kemudian absen dari percakapan di tahap interogasi.
“Jika, jika kami menemukan kejahatan, kami akan melakukan penyelidikan, kami siap (kami berkomunikasi) dalam upaya paksa, kami siap,” katanya.
Sebelum penyelidikan terjadi, Deghandyani mengakui bahwa partainya juga menyerukan kejelasan dalam tahap interogasi. Namun, ia melanjutkan, kepala desa Kohud tidak memenuhi panggilan polisi.
“Karena proses klarifikasi dalam proses investigasi, kami mengundang. Tentu saja, jika klarifikasi diundang.
Tes Kerja 263 Warkah
Pada hari Rabu (5/2), polisi investigasi kriminal mengatakan bahwa total 263 warcha atau dokumen dasar akan diperiksa untuk mengeluarkan SHGB dan SHM di daerah wilayah Figanic Laut Tenggang. DJUhandhani Ravardjo Puro mengatakan bahwa ratusan dokumen akan diperiksa secara bertahap oleh Puslabfor Center.
“Meskipun apa yang kami periksa adalah yang ke -10. Kemudian ia akan terus berkembang di 263, karena ia dipindahkan ke kami,” katanya kepada wartawan pada hari Rabu.
DJUhandhani menjelaskan bahwa Puslabfor diharuskan untuk mengetahui dokumen mana yang dibuat, termasuk yang terlibat dalam dokumen palsu.
“Karena itu ada hubungannya dengan kasus pemalsuan, pertama -tama kami akan memeriksa lab ke lab. Setelah bekerja, tentu saja dengan saksi yang ada, tentu saja kami terima, kami akan mengembalikannya nanti, satu,” jelasnya.
Telah dipastikan bahwa proses menyelidiki dokumen pemalsuan dan otentik akan dilakukan secara rinci dan transparan. Kemudian, dia mengatakan para peneliti akan meminta dua bukti terkait untuk menentukan tersangka dalam kasus ini.
(Anak/usia)