
Jakarta, CNN Indonesia –
Beberapa musisi, seperti Armand Maulana, serta Ariel Noah dan Bcl, membuat penonton dengan Menteri Supratman Andi Agtas tentang sistem kerajaan.
Pertemuan itu menjadi ruang musik yang dikeluhkan dan menyatakan keprihatinan, terutama di tengah amandemen undang -undang 2014 tentang hak cipta, yang dibahas dalam RDP.
“Kami, sebagai penyanyi, merasa perlu untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah ketidaknyamanan saat ini,” kata Armand Maulana dalam sebuah pernyataan tertulis yang diterima pada hari Rabu (19/2).
“Kami bertemu karena tidak ada persatuan yang melindungi kami, jadi penyanyi lain menciptakan suara Indonesia dan mereka mengumpulkan manifesto,” katanya.
Ariel Noah juga menekankan bahwa visi itu ada di sana untuk mewakili suara para penyanyi yang mencari penyelesaian pembangunan.
Namun, ia mengungkapkan bahwa keinginan pemerintah juga memainkan peran utama dalam masalah yang muncul, terutama antara penyanyi dan komposer. Keinginan ini muncul di tengah -tengah masalah antara Agnez Mo dan preferensi ARI.
“Kami ingin pemerintah hadir untuk mendamaikan dan menyelesaikan masalah ini sehingga ada transparansi untuk semua pihak,” kata Ariel Noah.
“Ngomong -ngomong, kami, sebagai penyanyi, menginginkan solusi bagi industri musik untuk bekerja dengan adil dan bagus untuk semua,” kata BCL tentang sistem musik yang bagus dan indah di Indonesia.
Menteri Supratman, Andi Agtas, menghargai kontribusi musisi publik, meskipun ia tidak menunjukkan rinciannya. Dia mengatakan bahwa pemerintah selalu terbuka dengan kontribusi dari semua standar sosial.
Dikatakan bahwa publik adalah langkah pertama dalam memperkuat negosiasi antara pemerintah dan musisi untuk menciptakan kebijakan yang lebih jelas dan hak cipta untuk industri musik Indonesia.
“Setiap kali kami menerima sejumlah input dan setelah menerima RUU parlemen, kami akan melanjutkan dengan lebih banyak studi,” kata seorang politisi Gerindra. (CHRI)