
Jakarta, CNN Indonesia –
Agnes MO membuka suara untuk mengajukan banding atas penilaian komersial Jakarta Tengah atas kasus hak cipta yang diajukan kepada Aryta.
Dia memastikan bahwa kasir masih diproses setelah 30 Januari. Putusan dikeluarkan. Namun, dia mengatakan dia tidak bisa mengatakan tentang rincian proses cassation.
“Ini sedang menuju kasus ini, tidak dikatakan,” kata Agnes, seperti yang dilaporkan AFP Rabu (19/2).
Berita itu dikirim oleh Agnes ketika dia datang untuk mengunjungi Kementerian Hukum. Dia pergi ke kementerian untuk membahas aturan hak cipta.
Agnes juga mengatakan dia berbagi pengalamannya sebagai penyanyi dan penulis lagu, termasuk karyanya di AS. Dia juga melibatkan partisipasinya di AS selama 12 tahun sebagai anggota Institute of Collective Management (LMK).
“Jadi jujur, kembali, seperti yang saya katakan, ini hanya diskusi. Saya juga berbagi pengalaman saya sebagai penulis lagu dan sebagai penyanyi,” katanya.
“Ketika saya berada di Amerika, apa LMK, saya benar -benar bagian dari LMK di Amerika selama 12 tahun,” lanjut Agnes Mo.
Hal -hal ini dirilis setelah komposer ARI memenangkan gugatan terhadap lagu -lagu Agnes Mo.
Pengadilan Komersial Pusat Jakarta memutuskan bahwa Agnes harus membayar $ 1,5 miliar. RP baik -baik saja setelah menyanyikan lagu tanpa izin dari bias Ari.
Kondisi ini dibaca oleh Minola Sebayan sebagai pengacara Ari Bias setelah 30 Januari. Hasil penilaian.
Dia kemudian mengevaluasi pelanggaran dan denda seperti konser pada tahun 2023. 25 Mei Di Surrabaya dengan denda 500 rp, maka konser bisa 2023. 26, Jakarta memiliki RP500 juta RP dan konser pada tahun 2023. 27 Mei, Bandung, adalah Rp500 juta.
Ari Bias mengatakan dia menerbitkan panggilan terbuka dan tertutup “AGNS MO” untuk menekan lagu lagu, tetapi penyanyi itu mengatakan itu masih akan dilakukan.
Kemudian Minola Sebayay, sebagai pengacara AR, menekankan bahwa kliennya sedang berbicara, adalah masalah izin dan denda, bukan karena royalti. (CHRI/FRL)