
Denpasar, CNN Indonesia –
Seorang wanita dengan pendiri (27) dari kota Jakarta Selatan (Jakarta Selatan) menjadi korban pemerkosaan di desa Munduk, distrik Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.
Kepala hubungan masyarakat di kantor polisi Buleleng, AKP Gede Darma Diatika, mengatakan bahwa korban itu terancam oleh penjahat saat berteriak bantuan. Tempat agresi seksual, katanya, berada di proyek Villa. Korban hadir untuk menonton proyek Villa di desa Munduk.
“Korban berteriak dan korban terancam oleh pembunuhan penulis dan kecelakaan di proyek Villa,” kata AKP Diatika dikonfirmasi pada hari Rabu (1/15).
Dia mengatakan kecelakaan itu terjadi pada hari Rabu (8/1) sekitar pukul 17:00 Wita. Para penulis diduga muda dari desa.
Sebelumnya, kata Diatika, korban diangkut oleh karakter untuk melihat vila di desa Munduk, Buleleng.
Setelah memeriksa proyek Villa, korban kemudian ingin mengunjungi objek wisata di Cascata di Labuhan Kemebo. Tempat wisata tidak jauh dari situs konstruksi Villa.
Selain itu, korban meminta bantuan karakter untuk mengambil fotonya di sana menggunakan telepon korban.
Jadi ketika korban diminta untuk dikirim pulang, penulis tiba -tiba mengambil tubuhnya segera dan segera pergi tidur.
Jadi, karena diperlakukan seolah -olah korban berteriak minta tolong, tetapi penulis mengancam akan membunuhnya dan pada akhirnya ada tindakan agresi seksual.
“Karakternya masih lebih rendah dan berusia di bawah 18 tahun,” kata Diatika.
Para penulis berhasil ditemukan oleh penduduk setempat, kemudian dilaporkan ke kantor polisi Buleleng.
“Tersangka disebutkan. Saat ini kami memenuhi kasus kasus yang ditransfer ke jaksa penuntut,” katanya.
Dalam tindakan mereka, penulis dicurigai dari surat -surat Bagian 6 A atau surat -surat Bagian 6 B Republik Indonesia n. 12 tahun 2022 tentang tindakan kriminal agresi seksual.
Sementara itu, dikutip oleh Detikbali, Rabu (1/15), Diatika mengatakan bahwa kasus pemerkosaan kini telah dikelola oleh unit polisi Buleleng dan unit untuk Perlindungan Anak Muda (PPA).
“Para korban masih berada di bawah pengawasan polisi,” katanya.
(Kid/KDF)