
Jakarta, CNN Indonesia –
The Corruption Elimination Commission (KPC) has confirmed that it received a report from the Coordinator on Indonesia’s Corruption (Maki) Boyami Saiman regarding the claim of corruption regarding the issuance of hundreds of property certificates (SHM) or the application of the right to the right Use (HGB) di Laut Transisi, Kamis (23.01 .1/23).
Sekretaris pers KPC, Tesa Mohardicho, menjamin bahwa laporan itu akan mengikuti.
“Laporan itu akan diperiksa di awal,” kata Tessa di gedung putih, Jakarta, Kamis (1/23).
Setelah pencarian, TES menyatakan bahwa laporan akan dipertimbangkan dan akan menentukan apakah bahan informasi (pulpons) diperlukan atau tidak.
“Jika Anda membutuhkan reporter tambahan atau dokumen yang memadai, dan ini dapat berlanjut sampai fase investigasi,” tambahnya.
KPC, TSA melanjutkan, menyatakan rasa terima kasihnya kepada Bami, yang mempresentasikan laporan itu sebagai bentuk partisipasi dalam masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
Dalam keluhannya, Boyami mengatakan bahwa desa, gardu, distrik dan pemerintah nasional (BPN) berkaitan dengan penerbitan ratusan sertifikat properti (SHM) atau hak penggunaan (HGB) di Laut Taraning.
Dia mempertimbangkan penerbitan sertifikat tanah, yang diduga tidak kompeten, tidak sesuai dengan prosedur dan pemalsuan. Penuntutan mengarah ke buku, ia mencatat baik data Girik, huruf C/D atau Warkah di kantor desa, di bawah -ing -ing -ing -ing -Becoming atau BPN.
Menurutnya, hukum memenuhi unsur Pasal 9 Hukum tentang Korupsi (tindakan korupsi), yang menyatakan:
“Publik telah diberikan setidaknya 1 tahun penjara dan maksimal 5 tahun ujian administrasi.” (Gill/Rin)