
Iaarta, CNN Indonesia –
Menteri Hukum, Supraman Andy Agtas, menyatakan bahwa ia telah menandatangani dokumen ekstradisi untuk korupsi korupsi e-KTP, yang saat ini ditangkap di Singapura, Paulus Tannos.
“Saya juga menandatangani surat aplikasi untuk permintaan ekstradisi yang sesuai,” kata Supratman pada pertemuan di Komite Perwakilan Dewan XIII, Senin (17/2).
Politisi partai Gerindra telah mengakui bahwa repatriasi Tannos telah menjadi salah satu masalah perawatan di Kementerian Hukum, terutama di Direktorat Umum Administrasi Umum Legislasi (AHU).
Selain menandatangani perusahaan, Supratman menyatakan bahwa partainya telah setuju dengan semua pejabat eksekusi PKC, Kepolisian Nasional, Kantor Kejaksaan. Dia mengatakan semua dokumen ditutup.
“Dan terima kasih kepada Tuhan kemarin, komunikasi kami dengan semua APH sebagai PKC, dan kemudian ke kantor jaksa jenderal, serta polisi nasional kami bersama -sama, semua untuk mengisi dokumen, sehingga sesegera mungkin dan terima kasih kemarin, itu, itu Harus menjadi dokumen sesegera mungkin, “katanya.
Nama samaran Paulus Tannos Tjhin Thian Po-adalah KPK buron dalam kasus proyek e-ktp. Paulus ada dalam daftar Pencarian Rakyat (DPO) sejak 19 Oktober 2021. Selain itu, Paulus terperangkap di Singapura oleh Singapore Institute of Anti -Decorreps.
Sebelum penangkapannya, Departemen Hubungan Internasional Nasional Kepolisian Nasional mengirim permintaan penangkapan sementara ke kekuatan Singapura untuk mendapatkan bantuan dalam penangkapan buron.
Kemudian, pada 17 Januari 2025, Jaksa Agung Jenderal Singapura melaporkan bahwa Paulus telah ditangkap. Sejauh ini, pemerintah Indonesia sedang melakukan ekstradisi Tannos Paulus. (Gil/thr)