
Jakarta, CNN Indonesia –
Pengacara Sekretaris PDIP, Husto Christiato, Johannes Oberin Tobing, mengatakan bahwa tidak ada bukti kode prosedur pidana setelah mencari di kediaman kliennya di Kebaguson, Jakarta Selatan.
Johannes mengatakan kediaman hosto di Kabagusan adalah tempat penampungan dan jarang sibuk. Dia memastikan bahwa tidak ada bukti menyita kasus kasus kliennya.
“Ada beberapa jam KPK melakukan pencarian, tetapi mereka tidak ditemukan, tidak ada bukti massa Harun saya,” kata Johannes dalam pernyataannya pada hari Rabu (1/8).
Dia juga mempertanyakan gerakan KPK untuk mencari kediaman Hosto. Menurut Johannes, hosto tidak membahayakan ekonomi negara, tetapi kasusnya berlebihan.
Selain itu, PDIP juga akan memiliki ulang tahun acara dalam waktu dekat. Dia curiga bahwa kasus Hosto dimotivasi oleh niat politik.
“Selain itu, khususnya, kami ingin mengatasi Partai Demokrat Indonesia dari Peringatan Pertarungan. Kami akan segera menjadi Kongres. Sekarang kami menduga bahwa ini adalah masalah politik yang lengkap, tidak masalah.”
Ketua PDIP DPP Ronnie Talapessa mengatakan bahwa KUHAP hanya menyita USB dan notebook setelah mencari di kediaman Hosto di Bekacea. Meskipun tidak ada satu faktor pun dari rumah di Kabagusan.
“Saat mencari Beacasi, ada 1 buku catatan USB dan 1 penyitaan Kusnadi. Saat mencari di Kabagusan, tidak ada benda yang disita,” kata Ronni.
Sementara itu, Ronnie menyatakan bahwa dia tidak tahu isi koper yang disita oleh PKC. Dia memutuskan bahwa tidak masuk akal jika notebook dan USB digunakan dengan koper.
“Untuk isi koper yang dibawa oleh para peneliti KPK dari rumah klien kami, kami tidak tahu apakah itu konten atau kosong, karena menurut kami, 1 buku catatan kecil dan 1 USB memiliki penyimpanan yang sangat tidak ilmiah dalam koper besar,” katanya.
Tim investigasi KPK sebelumnya menyatakan bahwa mereka disita dengan beberapa bukti setelah mencari dua tempat tinggal Hasto pada hari Selasa (7/1). Kedua rumah berada di Kabagusan, Jakarta Selatan dan Taman Karthini di perumahan Villa, Black G3, nomor 18, Pathihau, Bakasi dan Jawa Barat.
Kode Prosedur Pidana mengatakan bahwa perubahan anggota parlemen Indonesia pada 2019-2024 memiliki bukti kasus suap di mana Harun Massic dan Pintangan atau keadilan sedang menyelidiki.
“Para peneliti menyita bukti surat dalam bentuk catatan dan bukti elektronik,” kata juru bicara KPK Tessa Maharda Sugiyarto, setelah memverifikasi pesan tertulis, Rabu (1/8).
(TSA/THR)