
Jakarta, CNN Indonesia –
Agam Muhammad Nasrudin, putra pemimpin sebuah mobil yang terbunuh dengan menembak seorang anggota Angkatan Laut, mengungkapkan percakapan terakhir antara ayahnya, Ilyas Abdurahman, bersama dengan salah satu tertuduh penembakan, Akbar Adli Seer.
Ini diungkapkan oleh Agam selama kesaksian persidangan dari tiga terdakwa, terutama pemimpin Bambang, kepala Bambang Aphi Atmojo, Akbar Adli Seer dan Rafsin Hermawan Seer di Distrik Militer II-08 Jakarta, Selasa (18/2).
Agam pertama kali memberi tahu ayahnya di mobil Honda Brio, mobil sewaan, yang ditempatkan oleh Akbar Seer dan sebagainya.
Agam Nang mengatakan, mengikuti mobil itu, ia mencari bantuan dari komunitasnya yang disebut Asosiasi Penyewa Mobil Indonesia karena takut akan sesuatu, karena Agam sebelumnya mengklaim ia diserang oleh senjata. Pada saat itu, dia senang menemani mereka dengan tiga mobil dengan Tangerang.
Dia mengatakan inti mobil pada waktu itu adalah di daerah Jakarta-Merak lainnya. Ketika dia mengetahui bahwa mobil itu ada di sana, Agam dan ayahnya menunggu tiga orang dari komunitas mereka ke pintu masuk ke sisanya.
Singkatnya, tiga teman ayahnya datang, ayah dan teman -temannya segera bertemu dengan II yang dituduh, Akbar Seer. Pada waktu itu, Agam mengklaim bahwa dia telah mendengar percakapan antara ayahnya dan Laut Akbar.
“Ayah saya memegang jahitan Akbar dan saya mendengar ayah saya berkata,“ Di mana pistolnya? Jatuhkan, “kata Agam, yang meniru kata -kata ayah pada waktu itu di persidangan yang disebutkan oleh AFP.
Agam mengatakan ada lima orang pada waktu itu, termasuk ayahnya yang memegang jahitan Akbar. Menurutnya, pada waktu itu, SEK Akbar mengabaikan kata -kata ayahnya dan hanya mengatakan dia adalah anggota Angkatan Laut.
“Lima orang setelah terdakwa berada dalam pemilik lima orang, apa yang dilakukan terdakwa II?” Dia bertanya pada Oditur.
“Saya baru saja mendengar” Saya seorang Angkatan Laut “, saya dengar” Di mana pistolnya? “(Jawaban)” Saya tidak ada di sana, saya adalah Angkatan Laut, “kata Agam.
Agam kemudian mengklaim dia mendengar suara ledakan dari dalam kendaraan Sigra yang diparkir di dekat mobil Honda Brio, ditutupi oleh Angkatan Laut Indonesia. Dia mendengar bahwa ada dua tembakan.
“Setelah saudara -saudara terjadi, ketika senjata pertama menembak?” Dia bertanya lagi Odeit.
“Ketika ayahku memegang Akbara, Tuan,” jawab Agam.
Selama tes ini, tiga terdakwa dituduh direncanakan oleh pembunuhan yang direncanakan. Ini terungkap dalam tuduhan penembak Ilyas, dan teman Ilyas bernama Ramla adalah perjalanan bos Bambang Apri Atmojo.
Bambang dipanggil ODL untuk menembak lima kali. Tembakan diarahkan ke mayoritas dan ke atas.
Peran SEK Akbar adalah mediator konsumen. Kemudian peran SEK Rafsin sebagai konsumen.
Dalam hal ini, dua dari tiga pelanggar dituduh seni. 340 KUHP tentang pembunuhan yang direncanakan terkait dengan penembakan kepala mobil, Ilyas. Sementara itu, terdakwa dituduh seni. 480 KUHP dalam penahanan. Demikian pula, terdakwa dari satu dan dua juga dituduh melakukan sebuah artikel.
Baca seluruh pesan di sini. (Dal/kedua)