
Jakarta, CNN Indonesia –
Kantor Jaksa Agung (AGO) mencari terminal bahan bakar Tanjung Geerem (TBBM) di Cilegon, Banten adalah tentang pengembangan kasus yang dituduhkan dalam manajemen minyak dan kilang PT Pertamina (Persero).
Kepala pusat hukum penuntut umum Harley Sirgar mengatakan pencarian itu dilakukan oleh interogator jaksa pemuda untuk pelanggaran khusus pada hari Jumat (28/28).
“Ini terjadi di Marak, Tanjung, Cilegon, dan Banten sekitar pukul 10:30,” katanya kepada wartawan di konferensi pers.
Harley tidak menjelaskan alasan bukti peneliti. Dia mengatakan para agen masih berada di lapangan untuk mencari lebih banyak bukti.
“Karena masih terjadi, hasil pencarian pasti ada di sini,” katanya.
Dalam hal ini, kantor AT Salah satunya adalah Riva Sihaan sebagai Pt Pertamina Floor Niaga.
Kemudian SDS sebagai manajer pakan dan pengoptimalan PT Kilang Pertamina International, YF sebagai Presiden PT Pertamina International, AP sebagai VP Management Pt Kilang Pertamina International.
Selain itu, sebagai pemilik menguntungkan Navigator Khatulistiwa, sebagai PT Navigator Khatulistiwa Komisaris dan Komisaris PT Jenggal Maritim dan yrj sebagai Komisaris Maritim PT Jenggal, serta CEO terminal PT Orbit.
Versi terbaru dari Central Marketing Manager dan PT Store adalah Niaga Maya dan Edward Corne sebagai VP Trading Pertamina Floor Niaga Products.
Dia mengatakan sebelumnya bahwa hilangnya seluruh pemerintah dalam kasus ini telah mencapai RP193,7 triliun. Rincian ekspor minyak domestik berada di sekitar triliun RP35, maka hilangnya impor minyak melalui DMUT/broker adalah sekitar 2,7 triliun rp.
Selain itu, hilangnya impor bahan bakar melalui DMUT/broker adalah sekitar satu triliun RP9. Kehilangan kompensasi (2023) sekitar Rp126 triliun. Dan hilangnya subsidi (2023) sekitar 2 triliun rp.
Bagian PT (Persero) sebelumnya menyatakan bahwa partainya telah dihormati oleh Kantor Kejaksaan dalam memenuhi kewajiban dan organnya dalam proses hukum.
VP Fadjar Joko Santoso mengatakan pada hari Selasa (2/25): “Partamina siap bekerja sama dengan pihak berwenang dan berharap proses hukum akan lancar dan terus preferensi untuk tidak bersalah.”
PT Pertamina (Persero) juga menunjukkan perbedaan antara bahan bakar dengan mencampur di tengah laporan virus tentang jual bensin yang dijual selama satu tahun.
Fadjar Joko Santoso membantah bahwa pelabuhan adalah bahan bakar campuran. Dia menekankan bahwa pelabuhan sesuai dengan standar, yaitu RON 92 dan semua parameter kualitas bahan bakar yang ditetapkan oleh Direktorat Umum minyak dan gas.
Kementerian Energi dan Mineral juga meneliti kualitas bahan bakar dengan melakukan uji bahan bakar dari berbagai stasiun bensin, kata Fazar.
Dia kemudian menjelaskan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara BBM dan pencampuran. Oposan adalah istilah yang merangsang yang tidak mematuhi aturan, sementara pencampuran adalah metode umum (metode umum) dalam proses produksi bahan bakar.
“Proses pengisian bahan bakar atau elemen kimia lainnya adalah untuk mencapai level oktan atau RON tertentu dan parameter kualitas lainnya,” katanya.
Fadjar adalah contoh portalit, yang merupakan kombinasi dari komponen Ron Ron Ron atau lebih tinggi untuk mencapai Ron 90 (Gil/TFQ).