Jakarta, CNN Indonesia —
Musim hujan diperkirakan akan tiba di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan ini dan mengakhiri cuaca panas yang terjadi di wilayah selatan khatulistiwa belakangan ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam laporan bertajuk “Prakiraan Musim Hujan Indonesia 2024/2025” mengungkapkan awal musim hujan di Indonesia bervariasi.
Dimulai dari wilayah barat Sumatera yang akan memasuki musim hujan lebih awal pada bulan Agustus 2024, kemudian secara bertahap meluas ke wilayah timur hingga bulan Desember 2024. Secara umum, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan pada periode tersebut. Oktober hingga November 2024,” demikian bunyi laporan BMKG.
Berdasarkan data BMKG, dari total 699 zona musiman (ZOM), sebanyak 75 ZOM atau 10,7 persen zona tersebut memasuki musim hujan pada bulan September.
Kemudian 210 ZOM atau 30,04 persen wilayah negara akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober, dan 181 ZOM atau 25,9 persen wilayah akan memasuki musim hujan pada bulan November.
Sedangkan sifat musim hujan tahun 2024-2025 diperkirakan berada dalam kategori normal. Hal ini menunjukkan kondisi yang tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering.
Setelah itu, puncak musim hujan akan terjadi pada bulan November hingga Desember 2024 di Indonesia Bagian Barat dan Januari hingga Februari 2025 untuk Indonesia Bagian Timur.
Hasil analisis dinamika atmosfer Basis II Oktober menunjukkan bahwa hasil pemantauan indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan Southern Oscillation of El Niño ( ENSO) menunjukkan indeks IOD melebihi nilai yang ditetapkan. batas IOD negatif (indeks – 1,11), namun hanya berlangsung satu periode, sehingga kondisi IOD tetap netral.
Anomali SST pada Nino3,4 juga menunjukkan kondisi yang melewati ambang batas La Nina dengan indeks (indeks -0,64), namun hanya berlangsung satu basis sehingga kondisi ENSO tetap netral, kata BMKG dalam keterangan di situs resminya. .
Artinya hampir bisa dipastikan fenomena La Niña akan terjadi pada tahun ini.
“IOD netral La Nina diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun 2025. Sedangkan ENSO diperkirakan berpotensi menyebabkan La Nina lemah mulai Oktober 2024,” kata BMKG.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat dalam laporannya tertanggal 28 Oktober 2024 menyatakan kondisi ENSO yang meliputi anomali iklim El Niño dan La Niña bersifat netral.
“La Nina diperkirakan terjadi pada September-November (probabilitas 60%) dan diperkirakan berlangsung hingga Januari-Maret 2025,” kata NOAA mengutip laman resminya.
Cuaca hangat mulai memudar
BMKG sebelumnya mengimbau masyarakat di sejumlah daerah untuk mewaspadai dampak suhu tinggi yang berpotensi “memanggang” Indonesia. Menurut BMKG, suhu di sejumlah daerah bahkan mencapai 37 hingga 38,4 derajat Celcius.
Berdasarkan analisa tim meteorologi BMKG, Senin (28/10) sore, suhu panas tertinggi tercatat di wilayah Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mencapai 38,4 derajat Celcius.
Wilayah selatan khatulistiwa, khususnya Pulau Jawa, sebelumnya diprediksi akan memasuki musim hujan pada akhir Oktober mendatang. Bukannya basah, akhir-akhir ini cuaca justru terasa hangat.
Menurut BMKG, kondisi tersebut disebabkan oleh adanya Siklon Tropis Kong-Rey di perairan utara Filipina yang menarik massa udara sekitar, termasuk di Indonesia, sehingga mengurangi potensi tumbuhnya awan hujan. khususnya di Indonesia bagian selatan.
Namun kondisi ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama karena TC Kong-Rey yang bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia tidak lagi memberikan pengaruh tidak langsung terhadap peningkatan suhu di wilayah Indonesia, kata pernyataan itu. dikatakan. dari BMKG.
Berkurangnya pengaruh Siklon Tropis Kong-Rei di Indonesia menyebabkan massa udara yang sebelumnya tertarik mendekati sistem siklon tropis menjadi aktif kembali sehingga meningkatkan labilitas atmosfer Indonesia.
Hal ini menyebabkan konveksi dan pengangkatan massa udara semakin aktif sehingga meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Dinamika atmosfer lain yang berperan meningkatkan potensi hujan di Indonesia, khususnya wilayah selatan dalam beberapa hari mendatang, adalah gelombang aktif Rossby khatulistiwa. Oleh karena itu, seiring dengan meningkatnya curah hujan di beberapa wilayah, diperkirakan juga akan terjadi penurunan suhu udara dalam waktu seminggu ke depan,” jelas BMKG.
Datang terlambat
BMKG sebelumnya memperkirakan wilayah selatan khatulistiwa Indonesia akan memasuki musim hujan pada akhir Oktober. Namun ternyata musim hujan datang lebih lambat dari perkiraan.
Pakar Klimatologi dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan musim hujan terlambat datang di sejumlah wilayah di Indonesia karena berbagai alasan.
Menurut dia, penyebab terlambatnya musim hujan, khususnya di wilayah selatan Indonesia, adalah meningkatnya siklon tropis di Samudera Pasifik dekat Jepang dan Filipina.
Meningkatnya siklon tropis yang terbentuk di Samudera Pasifik dekat Jepang dan Filipina pada bulan Oktober berperan menggeser pusat aktivitas konvektif ke utara dan memusatkan angin ke utara sehingga monsun Asia yang bergerak ke arah Selatan. akan pecah dan melemah,” kata Erma.
“Inilah yang menyebabkan awal musim hujan biasanya terlambat,” imbuhnya.
Berdasarkan data KAMAJAYA-BRIN, kata dia, kondisi kemarau akibat Siklon Tropis (BBU) Belahan Bumi Utara akan terus berlanjut hingga 1 November 2024.
Irma mengatakan awal musim hujan disertai angin muson tidak akan terjadi sebelum awal Desember 2024.
Namun kemungkinan akan terjadi peningkatan curah hujan pada paruh kedua November di wilayah barat Indonesia terkait dengan terbentuknya pusaran air di Samudera Hindia, ujarnya.
Daerah yang terkena dampak peningkatan curah hujan pada periode ini adalah Sumatera, khususnya wilayah sepanjang pantai barat, serta Jawa Barat dan Tengah. (tim/dmi)