Jakarta, CNN Indonesia —
Banyak orang secara spontan menonton dan merekam peristiwa tertentu ketika melihatnya. Faktanya, hal ini tidak boleh dilakukan.
Etiket khusus harus diperhatikan ketika menyaksikan kekerasan, bencana alam, atau peristiwa lain yang melibatkan orang lain.
Beberapa hari lalu hal serupa terjadi, video seorang anak yang disandera seorang pria beredar di media sosial. Bocah tersebut pun terlihat membawa senjata tajam dan menjadi sorotan publik saat kejadian naas itu terjadi di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
Saat kejadian, banyak orang yang berkumpul di lokasi kejadian. Namun banyak yang sibuk syuting dan mengikuti kejadian tersebut.
Meski ada moral yang harus diutamakan ketika kita melihat kejadian seperti itu, kata Tabula Arnold Luquito, seorang psikolog. Terutama acara yang berhubungan dengan anak-anak.
Saat dihubungi fun-eastern.com, Selasa (29/10), Arnold mengatakan, “Dalam mengusut peristiwa kriminal, terutama yang melibatkan anak-anak, keselamatan dan keamanan korban menjadi prioritas utama.”
Jelas merupakan perilaku tidak etis yang dimulai dengan mengekspos korban, merekam video, dan mengunggahnya ke media sosial.
Dia mengatakan ada risiko penghinaan terhadap korban. Perbuatan tersebut juga mempunyai dampak psikologis jangka panjang bagi korbannya.
Selain itu, mengumpulkan atau mencatat pelaku juga merupakan langkah yang berbahaya. Pasalnya, dari segi psikologis, pelaku bisa saja merasa tertekan atau tertekan oleh orang-orang di sekitarnya.
“Akhirnya membuat pelaku semakin gelisah atau gegabah,” ujarnya.
Maka dalam situasi seperti ini, tindakan yang tepat adalah melapor ke pihak berwajib dan menjauhi lokasi tersebut, kata Arnold.
“Ingatlah untuk memberikan ruang kepada pasukan keamanan untuk menangani situasi dengan cara yang aman dan terkendali,” katanya. (tst/asr)