
Jakarta, CNN Indonesia –
Pemimpin Korea Utara Kim Jong -un mengatakan bahwa program nuklir yang dikembangkan oleh negaranya akan berlanjut tanpa masa jabatan.
Ini ditransmisikan sebagai hasil dari rencana denuklirisasi Korea Utara oleh Presiden AS Donald Trump.
Baru -baru ini, selama kunjungan ke unit produksi bahan nuklir, Kim Jong -un memperingatkan konfrontasi “tak terhindarkan” dengan negara -negara musuh. Dia mengatakan bahwa 2025 akan menjadi “tahun kritis” untuk memperkuat nuklir Korea Utara nuklir.
“Ini adalah persatuan politik dan militer kami yang kuat, serta tanggung jawab dan tanggung jawab yang mulia yang tidak berubah untuk pengembangan posisi nuklir negara bagian,” kata AFP, menurut AFP, Kim Jong-un.
Terlepas dari kenyataan bahwa Korea Utara dihukum karena sanksi ekonomi yang serius, Korea Utara dinyatakan sebagai negara nuklir yang tidak dapat diubah.
Korea Utara menyebut senjata nuklir yang diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri dan memerangi permusuhan Amerika Serikat.
Sementara itu, seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan bahwa Trump akan menganiaya “denuklirisasi lengkap Korea Utara, seperti yang dia lakukan pada masa jabatan pertama.”
Pada awal periode sebelumnya, Trump menyelenggarakan serangkaian pertemuan dengan Kim Jong -un. Beberapa dari tiga pertemuan dimulai pada Juni 2018 di Singapura.
Tampaknya pertemuan ini lancar, karena setelah beberapa bulan Trump mengatakan bahwa dua pria “jatuh cinta”.
Namun, pada pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam, pada 2019 ia gagal dari pelepasan sanksi dan bahwa Korea Utara dapat menawarkan sebagai gantinya.
Menanggapi akrobat diplomasi Trump di Korea Utara, presiden Universitas Korea Utara, Jan Moon, mengatakan bahwa pemerintah Trump tampaknya “mengadopsi pendekatan bilateral.”
Trump memperluas proposal dialog untuk mendorong diskusi dari sudut pandang politik.
“Di sisi lain, pejabat pejabat Washington sekarang mengklarifikasi bahwa mereka fokus pada negosiasi dengan tujuan akhir untuk mencapai denuklirisasi lengkap,” katanya.
(Agt/els)