
Jakarta, CNN Indonesia –
Kementerian Alam (KLH) melekat pada dampak potensial, yang meningkat dengan penggunaan kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Salah satu tahun berikutnya adalah pengelolaan limbah baterai.
Memahami perubahan iklim tentang nilai ekonomi CRC, manajemen, mengatakan bahwa tiga atau empat tahun ke depan harus mempertimbangkan perlakuan terhadap baterai EV sehingga lingkungan tidak memiliki dampak negatif.
“Kami sadar bahwa ini adalah tantangan bahwa kami akan berdiri dalam waktu dekat. Jalan menuju manajemen baterai harus memikirkan kembali dengan baik karena jumlah kendaraan listrik Indonesia melaporkan bahwa” ARI “melaporkan bahwa” Ari “melaporkan bahwa ia melaporkan bahwa ia melaporkan.
Indonesia saat ini tidak memiliki opsi dan sektor khusus untuk mendukung pengolahan limbah baterai EV, tetapi ARIA optimis bahwa pengembangan area ini dapat diperkenalkan karena Indonesia sudah memiliki baterai reguler.
“Kami sudah memiliki infrastruktur dan industri yang dapat berhasil. Kami juga memiliki bidang yang menggunakan bahan daur ulang dari limbah baterai,” tambahnya.
Menurut ARIA, limbah baterai EV membutuhkan kerja sama yang erat di bidang pemerintahan, industri dan dukungan kebijakan.
Dia menekankan tujuan penggunaan kendaraan listrik pada tahun 2030, pada tahun 2030, jumlah limbah baterai akan jauh lebih tinggi daripada baterai biasa.
Pada saat yang sama, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat XII Dewi Yustisiana menekankan urgensi adopsi kendaraan listrik untuk mengurangi impor bahan bakar minyak dan memasok polusi udara.
Menurut Dewi, keberadaan industri baterai EV adalah kunci untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang stabil. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dan sektor swasta telah mencoba mempercepat infrastruktur kendaraan listrik.
Di Indonesia, 300 persen kendaraan listrik publik (SPL) telah meningkat dari sekitar 1000 poin menjadi lebih dari 3.000 unit pada tahun 2024.
Juga, Home Project (HCS) memiliki pertumbuhan yang signifikan dari 2023 menjadi 28.000 poin hingga 2024 dari 2023 menjadi 28.000 poin.
Meskipun infrastruktur EV berkembang pesat, itu juga menekankan bahwa aspek stabilitas harus menjadi perhatian besar.
“Limbah baterai bisa menjadi masalah besar jika disalahpahami. Jadi kita perlu mulai mengembangkan ekosistem pemrosesan,” katanya.
(Kanna / fea)