
Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Manajemen Bencana Regional DKI Jakarta (BPBD) telah kembali melakukan harapan cuaca ekstrem dan akan melakukan Organisasi Perubahan Meteorologi (OMC).
Seorang juru bicara OMC pada tahun 2021 dan ketua logistik dan peralatan di provinsi DKI Jakarta pada hari Sabtu mengatakan, “Langkah itu diambil sebagai tanggapan atas kemungkinan cuaca akhir yang mungkin akan terjadi pada periode ini.”
Michael menjelaskan bahwa pada hari Jumat (8 Februari), implementasi OMC dioperasikan pada dua penerbangan pada hari Jumat (8 Februari) dan 1,65 kg Semai (kg) garam (NaCl) digunakan.
Hari pertama operasi operasi adalah menabur Sow Sano Street dan Jakarta di utara Sarti 1.
“Saat tinggal di Sarti II di daerah target barat -barat Jakarta,” katanya.
Kegiatan ini telah bekerja dengan cuaca, Badan Iklim dan Geofisika (BMKG), Angkatan Udara Angkatan Darat Nasional Indonesia (Angkatan Udara Indonesia) dan Lingkungan Rechasa PT Indonesia (RAI).
Modifikasi Cuaca BMKG Diviggie Monitoring, Fikri Cable mengatakan kepada Muhammad pada Februari kedua Jawa Barat bahwa ada lebih dari 70 persen pertumbuhan awan, termasuk DKI Jakarta.
Di Bunten, Jakarta dan Jawa Barat, perkembangan awan hujan umumnya merupakan potensi besar.
“Prediksi kelembaban di setiap level cukup lembab dan mencapai 90 persen,” katanya.
Dicky Jakarta, gubernur provinsi Jakarta, mengambil alih kerja sama di OMC 2021, yang mampu mengurangi curah hujan di Jakarta.
Berdasarkan data BMKG, aktivitas OMC ini telah berhasil mengurangi curah hujan dari 56 menjadi 64 persen. Pemerintah provinsi provinsi DKI Jakarta telah mengambil inisiatif untuk mengurangi risiko bencana di masyarakat.
“Oleh karena itu, pemerintah provinsi DKI Jakarta akan terus berkoordinasi dengan berbagai otoritas terkait untuk melindungi orang dari risiko bencana hidrometologis di masa depan,” kata Taguh di Jakarta pada hari Senin (1/2). (D)