Jakarta, CNN Indonesia —
Belakangan ini banyak anak muda di Indonesia yang enggan menikah. Tren “pernikahan itu menakutkan” yang mengambil alih media sosial juga menunjukkan bahwa masyarakat meragukan pernikahan.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KPK) Wihaji mengatakan fenomena pernikahan malas di Indonesia masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Bahkan ketika datanya keluar, lanjutnya, angka tersebut masih rendah.
“Kalau kita berasumsi itu fenomena, kita tidak bisa menjadikannya sebagai argumen,” kata Wihaji saat ditemui wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, apakah datanya benar atau tidak. , Selasa (29 Oktober), ngobrol detikhealth.
Namun Wihaji menduga ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. Yang utama adalah stabilitas ekonomi.
Ia menduga ada ketakutan besar di masyarakat akibat ketidakpastian situasi perekonomian. Tak heran jika sebagian orang lebih memilih fokus membangun karier.
“Keuangannya ada, tapi saya belum yakin. Mungkin kalau saya punya anak, saya tidak bisa melakukan ini dan itu, mungkin saya tidak bisa menyekolahkan mereka, mungkin ketika saya masih hidup. .” Aku tidak akan mampu, jadi aku ingin hidup, tapi inilah kelangsungan hidup.
Belum lagi faktor kendala bekerja setelah menikah. Dalam beberapa kasus, banyak perempuan yang merasa kesulitan untuk bekerja setelah menikah.
Hal di atas, lanjut Wihaji, dinilai belum ideal bagi seseorang yang ingin membangun karier meski sudah menikah.
“Tapi sekali lagi itu fenomena dan asumsi. Karena belum tentu benar, kita harus konfirmasi dengan data,” kata Wihaci. (abad/abad)