Jakarta, CNN Indonesia –
Saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) pertama kali mengumumkan virus corona masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020, langsung terjadi kebingungan. Ketakutan semakin meluas, dan pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk menenangkan masyarakat, termasuk dengan mengambil kebijakan dan keputusan yang dianggap situasi mendesak atau tidak dapat diubah dengan menerapkan kebijakan fiskal, yaitu melalui tindakan luar biasa dan pembukaan kembali kebijakan pada tahun 2020 serta tetap fokus pada pemulihan. Pada tahun 2021 dan 2022, serta tetap berkomitmen untuk melakukan konsolidasi keuangan pada tahun 2023. Pada periode tersebut, pergerakan APBN dinamis mengikuti pandemi. Situasi dan perkembangan ekonomi global. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani kemudian mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mempunyai peranan yang sangat penting dalam melindungi perekonomian nasional yang dilanda Covid 19 terhadap perekonomian dan masyarakat. Pada tahun 2021, pemerintah akan menyelenggarakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan kerangka kebijakan berupa intervensi kesehatan antara lain vaksinasi gratis, insentif 3M dan 3T, serta penyediaan fasilitas kesehatan dan alat pelindung diri. Selanjutnya, alat kelangsungan hidup dan pemulihan juga diaktifkan di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak pada seluruh aspek umat manusia. Hampir masalah kesehatan sudah merambah ke masalah sosial dan ekonomi, termasuk sektor keuangan, kata Jokowi, di tengah ketidakpastian global dan domestik saat ini, program pemulihan ekonomi akan terus berjalan, bersamaan dengan pembangunan di beberapa bidang terlebih dahulu, “mempercepat perekonomian nasional. pemulihan akibat pandemi Covid-19; kedua, mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi; keempat, memanfaatkan dan Mengantisipasi perubahan demografi,” kata Jokowi dalam rapat paripurna DPR di Gedung DPR Nusantara Indonesia, Agustus 2021. Untuk bidang kesehatan, Jokowi mematok anggaran kesehatan sebesar Rp169,7 triliun atau setara 6,2 persen APBN. Anggaran terutama digunakan untuk meningkatkan sisi suplai, mendukung penyediaan vaksin, meningkatkan gizi ibu hamil dan menyusui, anak, menangani penyakit menular, dan menerima pengurangan batang, untuk program pengembangan penyakit dan respon infeksi; Program jaminan kesehatan tahun 2021, belanja APBN meningkat menjadi Rp2.786,4 triliun dengan penurunan defisit tajam menjadi Rp775,1 triliun.
Secara umum, sebagai kelanjutan PEN, dalam RAPBN 2021 dialokasikan anggaran masing-masing sekitar Rp356,5 triliun untuk pengobatan kesehatan, perlindungan sosial, kementerian/lembaga daerah dan pemerintah daerah, dukungan terhadap UMKM, serta pembiayaan korporasi dan usaha promosi. Sri Mulyani mengatakan, penurunan defisit tersebut menandakan penanganan pandemi Covid-19 sudah mulai terkendali, dan perekonomian Indonesia mulai pulih pada tahun 2022, perempuan tersebut juga menegaskan bahwa instrumen yang dimainkan adalah APBN. Berperan besar dalam mengendalikan epidemi dan mengelola dampaknya, dibandingkan negara lain di dunia. APBN adalah shock absorber yang melindungi perekonomian dan masyarakat dan situasi covid-19 terkendali pemerintah sudah tepat sehingga diharapkan wabah ini akan semakin besar dalam APBN 2022 “Nam menurut saya tahun 2022 adalah tahun landasan perekonomian Kalau (2022) ada. Ini tahun landasan ekonomi, mungkin sampai 3 tahun, setelah itu ada pemulihan,” kata Yanuar, dilansir Antara. Upaya pengembangan yang dilakukan antara lain melalui pelaksanaan berbagai bantuan, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako. , BLT minyak goreng, subsidi bunga KUR, serta bantuan tunai kepada PKL dan BLT desa. “Hal ini menunjukkan bahwa dalam tiga tahun kita berhasil mengendalikan Covid-19, melindungi masyarakat, melindungi perekonomian, dan APBN berarti perlahan mulai sehat kembali,” kata Sri Mulyani.
Kendalikan pandemi, hentikan perekonomian
Alhasil, pada tahun 2023 ini, Jokowi akan dengan bangga mengatakan bahwa kebijakan fiskal Indonesia berhasil menangani pandemi, sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di tengah krisis. Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara yang berhasil menangani pandemi dengan kepala dingin.
“Alhamdulillah negara kita Indonesia berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi dengan hasil yang sangat baik. Memang Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil mengatasi krisis kesehatan dan memulihkan perekonomian dengan cepat dan baik,” Kata Jokowi pada Rapat Paripurna Pembukaan Sidang I DPR RI Tahun Sidang 2023-2024, berikut limanya. Fungsi Pokok APBN pada masa pandemi Covid-19: 1. Sebagai stimulus keuangan melalui APBN, pemerintah dapat mengeluarkan beberapa insentif keuangan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pandemi terhadap perekonomian. Salah satunya adalah bantuan langsung tunai (BLT), insentif perpajakan, dan program padat karya yang bertujuan untuk menjaga daya beli dan merangsang kegiatan perekonomian.2. Sebagai jaring pengaman sosial saat pandemi melanda, pemerintah segera menyiapkan beberapa program jaring pengaman sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako yang menyasar masyarakat miskin agar terhindar dari krisis sosial. Pendanaan sektor kesehatan Menyikapi cepatnya penyebaran pandemi Covid-19, APBN menjadi instrumen penting dalam meningkatkan kapasitas rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, seperti pengadaan peralatan medis dan pemberian vaksinasi gratis. Diketahui, rumah sakit saat itu kebanjiran pasien Covid-19, sehingga seluruh staf langsung berangkat kerja yang melibatkan banyak relawan. Salah satunya, wisma atlet yang menjadi rumah sakit darurat Covid-19.
4. Dukungan terhadap UMKM UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Untuk itu, pemerintah melalui APBN memberikan dukungan khusus berupa akses pembiayaan, pelatihan dan program pemberdayaan untuk memperkuat perlindungan UMKM, serta membantu proses perubahan yang terjadi – secara tiba-tiba untuk memulihkan perekonomian daerah, khususnya ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPCM) diterapkan.5. Dukungan Kementerian Pendidikan di tengah pandemi Covid-19, APBN menyediakan dana khusus untuk menjamin keberlangsungan pendidikan yang sempat terhenti. Melalui transisi menuju digitalisasi, pengalokasian dana APBN meliputi dukungan pembelajaran jarak jauh, penyediaan perangkat teknologi, dan pengembangan infrastruktur pendidikan menjelang pencabutan status pandemi Covid-19 pada September 2023, Presiden Jokowi mengatakan penanganan Covid-19 adalah yang terbaik. paling sulit. Berkarya memimpin Indonesia 2014. Tiba-tiba pemerintah dihadapkan pada ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir, dan bagaimana cara mengatasinya jutaan dosis vaksin Covid-19. Bahkan termasuk salah satu yang terbaik di antara negara-negara G20 menurut Jokowi, ada negara di Eropa yang menaikkan harga hingga 700 persen. Pada saat yang sama, pengendalian yang dilakukan pemerintah Indonesia nampaknya mampu mengurangi beban masyarakat. “Tahun lalu kita tumbuh 5,3 persen. Tinggi sekali. Persen, artinya harga bisa dikendalikan,” kata Jokowi pada Juni 2023. (rasa/asa)