Jakarta, CNN Indonesia —
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) berbicara dengan Bappelitbang selaku Ketua Pokja Perlindungan Ekosistem Danau Toba bersama PT Indonesia Asahan Aluminium dan Perusahaan Umum Jasa Tirta I untuk membahas kualitas dan kuantitas air Danau Toba. . 24-25 Oktober.
Diskusi ini juga dihadiri oleh para pemangku kepentingan berupa delapan OPD Pemerintah Kabupaten di kawasan Danau Toba yaitu Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Taput, serta anggota Tim Penyelamat Ekosistem Danau Toba. Gugus tugas. .
Dalam forum diskusi tersebut, Idham Riandho, Kepala Kelompok Bendungan dan Danau 3 Kementerian PUPR; Bagian Perencanaan, Konservasi, dan Pengelolaan Kualitas Air, Direktur Pencegahan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL), Vitono; dan Perwakilan USAID IUWASH Tanguh Adi Rahman.
Diperkenalkan sebagai keynote speaker oleh Novita Rahmadani, Kepala Balai Wilayah Sungai Medan Sumatera II Kementerian PUPR memaparkan beberapa metode terkait pengelolaan sumber daya air (SDA) khususnya di DAS Toba Asahan.
“Hal ini mencakup pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi secara top-down, pemanfaatan ruang dan sumber daya air sesuai dengan peraturan yang ada, serta sinergi dan kerja sama antar pemangku kepentingan, pemerintah, dan masyarakat, bersinergi untuk menciptakan air.” Sumber daya di WS Toba Asahan,” kata Novita dalam rilis resmi.
Harapan kami diskusi panel ini dapat menjadi ajang tukar pikiran, pemikiran dan gagasan bagi para pemangku kepentingan untuk diikutsertakan dalam program kerja yang sedang berjalan sebagai landasan pelaksanaan Pokja Konservasi Ekosistem Danau Toba. upaya perbaikan kualitas air dan peningkatan volume air Danau Toba.
Menurut peserta, berbagai program yang dijalankan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah provinsi, dan industri, termasuk BUMN PT Inalum dan PJT1, masih memerlukan kerja sama dan koordinasi untuk penanganan yang komprehensif.
“Pada akhirnya Danau Toba menjadi milik kita dan menopang perekonomian serta kesejahteraan masyarakat Provinsi Sumut,” demikian keterangan resmi Pemprov Sumut.
Sebelumnya diketahui kualitas dan kuantitas air di Danau Toba terancam. Tingginya beban pencemaran air, meningkatnya limbah pariwisata dalam negeri, meningkatnya kejadian alam/banjir/perubahan iklim, tingginya sedimentasi akibat perubahan wilayah sekitar Danau Toba menjadi beberapa penyebab mengapa kualitas air Danau Toba menurun hingga baku mutu Kelas 1. . Akibatnya permukaan air Danau Toba turun. (nyata/rir)