Jakarta, CNN Indonesia —
Wajah Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN) besutan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin unjuk gigi ke publik.
Selain itu, IKN juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Hari Ulang Tahun Negara Republik Indonesia (HUT RI) ke-79 pada 17 Agustus mendatang.
Saat ini, Jokowi juga berkantor di Istana Negara dan Istana Garuda di IKN. Meski tidak setiap hari, karena masih menjadi agenda kunjungan kerja ke beberapa daerah, Jokowi berniat menambah kantor di IKN sebelum masa jabatannya berakhir pada bulan ini.
Eka, warga Balikpapan, Kalimantan Timur, mengaku terkejut dengan pesatnya kemajuan perkembangan ICT.
“Dari pertama saya datang ke IKN hanya hutan belantara, jalanannya kurang bagus, dan ternyata dalam waktu kurang dari 1 tahun kemajuannya luar biasa, luar biasa,” kata Eka di masa Kemerdekaan RI ke-79. Hari. Sehari di IKN, Sabtu lalu (17 Agustus).
Begitu pula dengan Retno, warga Sulawesi. Retno mengaku terkesan dengan konsep dan setting lingkungan di IKN.
“Konsepnya sendiri adalah kota hijau dimana terlihat di sekitar kampus IKN masih terdapat pepohonan alami yang sebenarnya merupakan tanaman asli dari hutan itu sendiri,” kata Retno.
Informasi Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN mencatat, pembangunan IKN tahap pertama yang meliputi infrastruktur dasar, gedung pemerintahan, rumah menteri, dan akomodasi pegawai negeri sipil (ASN) telah mencapai 93 persen pada 22 September 2024.
Infrastruktur dasar meliputi pasokan air minum, listrik, TIK, pengelolaan limbah, dan air limbah. Juga Bendungan Sepaku Semoi, Bandara Nusantara dan jalan menuju kawasan IKN.
Gedung-gedung pemerintahan antara lain Istana Kepresidenan, Kantor Kabinet, dan gedung-gedung lain di lingkungan Kawasan Pusat Pemerintahan (KIPP).
“Koordinasi Gedung 1, 2, dan 4 Kementerian ditargetkan grand opening pada Oktober 2024,” kata Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Hidayat Sumadilaga.
Istana Garuda dan Istana Negara sendiri pernah digunakan Jokowi sebelum presiden lengser.
Kemudian 20 unit lahan Kementerian telah selesai dibangun dan 14 unit sedang dibangun. Target Kementerian, total 28 unit hunian akan selesai pada Oktober 2024.
Di sisi lain, pemerintah juga bersiap melaksanakan pembangunan IKN tahap II pada tahun 2025-2029. Pembangunan tersebut meliputi sarana transportasi umum dan sekunder serta perluasan kawasan perumahan ASN dan TNI/Polri, serta kantor pemerintah pusat.
Sedangkan pembangunan tahap ketiga akan dilaksanakan pada tahun 2030-2034, tahap IV pada tahun 2035-2039, dan tahap V pada tahun 2040-2045. Pembangunan IKN sendiri terdiri dari bidang darat dan laut seluas 324,33 ribu hektare yang mencakup 54 wilayah administrasi tingkat desa atau kecamatan.
Dampak IKN terhadap perekonomian Kalimantan
Salah satu alasan Jokowi memindahkan ibu kota negara dari Jawa ke Kalimantan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa.
Kepala Negara ingin pusat perekonomian tidak hanya ada di Jawa, tapi juga di pulau lain, khususnya Kalimantan. Tujuannya untuk menghilangkan ketimpangan ekonomi yang ada di Indonesia.
Kesenjangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa semakin besar padahal otonomi daerah sudah ada sejak tahun 2001, kata Jokowi.
Tampaknya mimpi itu menjadi kenyataan. Hal ini setidaknya terlihat dari perekonomian Provinsi Kalimantan Timur yang mulai berkembang.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur (BPS) mencatat perkembangan perekonomian provinsi tersebut meningkat sebesar 6,54 persen pada semester I/2024 dibandingkan semester I/2023. Tingkat pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan laporan BPS Provinsi Kalimantan Timur, angka pertumbuhan ekonomi tersebut dicapai berkat kontribusi hampir seluruh sektor dunia usaha.
“Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan indikator perekonomian pada seluruh sektor usaha pada semester I tahun 2024, kecuali sektor usaha industri pengolahan yang mengalami penurunan sebesar 1,39 persen,” demikian laporan BPS Provinsi Kalimantan Timur.
Namun pada periode tersebut, tiga sektor usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembangunan ekonomi daerah, yaitu administrasi publik, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, mengalami peningkatan sebesar 20,19 persen.
Setelahnya, sektor pengadaan listrik dan gas meningkat sebesar 18,03 persen dan pengadaan konstruksi sebesar 14,22 persen.
Tak hanya pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami peningkatan sejak fase pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Pada tahun 2019, perekonomian Kalimantan Timur menyusut hingga minus 2,85 persen seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga berada di ambang resesi akibat pandemi Covid-19.
Namun pada tahun 2021, perekonomian Kalimantan Timur mulai pulih bahkan mungkin tumbuh di kisaran 2,91 persen.
Pada tahun 2022, jumlah tersebut akan meningkat sekitar 4,48 persen seiring dengan memasuki tahap endemis Covid-19 dan dimulainya pembangunan IKN pada akhir tahun.
Sementara pada tahun 2023, perekonomian Kaltim semakin terakselerasi hingga mencapai angka pertumbuhan sebesar 6,22 persen.
Tidak hanya di Kalimantan Timur, laju pertumbuhan ekonomi pun meningkat di seluruh Pulau Kalimantan. Data BPS mencatat perekonomian Kalimantan tumbuh sebesar 5,22 persen setiap tahunnya pada kuartal II tahun 2024.
Edi Sopian, salah satu warga suku Dayak Benuak asal Kalimantan Timur, berharap dampak pembangunan IKN dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar, termasuk peningkatan perekonomian dan kesejahteraan.
“Kami berharap IKN terus memberikan dampak khususnya bagi masyarakat Kalimantan,” kata Edi.
Selain Kalimantan yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan IKN, beberapa daerah di Indonesia, khususnya luar Pulau Jawa, juga tampak mengalami peningkatan.
Hal ini sejalan dengan keinginan Presiden untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga di wilayah lain.
Jokowi mengatakan: “Di tengah tantangan global, perekonomian Indonesia terus tumbuh stabil di atas 5 persen. Bahkan, beberapa wilayah di Indonesia bagian timur seperti Papua dan Maluku mencatat pertumbuhan ekonomi lebih dari 6 persen.”
Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi di banyak daerah di luar Pulau Jawa bisa terdongkrak dengan kebijakan industrialisasi yang dijalankannya.
Melalui hilirisasi, Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga produk setengah jadi dan produk jadi ke pasar global sehingga meningkatkan nilai tambah dari produk yang dijual.
“Di Malut (pertumbuhan ekonomi daerah) dulu rata-rata 5,7 persen, setelah sempat turun 23 persen. Kalau semua provinsi punya pertumbuhan itu bapak ibu, bisa dibayangkan berapa total pembangunannya? perekonomian nasional?” katanya.
Sementara data BPS mematok pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa pada semester I 2024 sebesar 4,88 persen secara tahunan. Sementara itu, laju perekonomian Sumatera lebih rendah yakni sekitar 4,36 persen.
Sedangkan Kalimantan lebih tinggi dibandingkan Jawa yang mencapai 5,69 persen. Begitu pula dengan tingkat perekonomian Bali dan Nusa Tenggara yang meningkat sebesar 6 persen, Sulawesi sebesar 6,2 persen, serta Maluku dan Papua sebesar 10,24 persen.
“Pertumbuhan ekonomi di Maluku, Papua, dan Sulawesi didorong oleh sektor manufaktur, sedangkan di Bali dan Nusa Tenggara didorong oleh pertambangan,” jelas laporan BPS. (harapan/harapan)