
Jakarta, CNN Indonesia –
Saat ini (21/2) ratusan pemimpin regional akan mengikuti pengunduran diri Akademi Militer Magelang di pusat Jawa.
Laporan ini berlangsung satu minggu hingga 28 Februari 2025, diikuti oleh seorang manajer distrik, yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto kemarin, dan kemarin diungkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan tidak lagi memiliki perselisihan pemilihan regional di Pengadilan Konstitusi (Kabinet).
Ketika Akmil mundur, mereka akan menerima berbagai bahan, salah satunya terkait dengan rencana strategis pemerintah pusat dan harus disepakati dengan visi dan misi para pemimpin regional.
“Sudah waktunya bagi kepala daerah untuk bersatu dengan pemerintah pusat, dan itulah visi.
Mereka juga akan dilengkapi dengan brief tentang efisiensi anggaran pemerintah, manajer regional utama (TUPOX), tugas dan fungsi dari Asta Mission and Defense Institute (Lemhanna).
Manajer regional sepenuhnya dibawa ke anggaran negara, diperoleh oleh Departemen Implementasi Anggaran Interior (DIPA). Judul area juga harus menggabungkan SATPOL PP untuk memesan keseragaman secara merata (Komcad).
Gubernur Praetyo Hadi mengatakan retret penting dan visi dan misi yang diukur antara pemerintah pusat dan wilayah tersebut.
PraTetyo percaya bahwa pemerintah daerah, sebagai ekstensi pemerintah pusat, akan memiliki visi dan misi untuk hidup selaras dengan pemerintah pusat.
“Pengunduran diri dari terburu -buru sebagai kandidat utama untuk wilayah ini sama dengan visi dan misi pemerintah pusat, provinsi dan daerah,” kata PraTetyo pada hari Kamis.
Laporan itu terjadi dalam terang penarikan staf PDIP yang ramai berkat perintah ketua partai Megawati Sukarnoputri untuk mengikuti pengunduran diri. Presiden kelima Indonesia dalam 20 hari ke depan memimpin penangkapan Sekretaris Jenderal PDIP.
Bupati Tapanelli Central Masinton menyatakan sikapnya terhadap instruksi partai, dan gubernur Bali I Wayan Koster tidak yakin akan kedatangan Magelang.
(MNF/VWS)