Jakarta, CNN Indonesia —
Penyakit mata malas atau strabismus bukanlah masalah yang sepele. Diperlukan penanganan segera untuk menyelamatkan penglihatan anak.
Screening atau deteksi dini penglihatan pada anak sangatlah penting. Viti Carviati, subspesialis oftalmologi anak dan strabismus di RS Cicendo Bandung, mengatakan pemeriksaan ini akan membantu orang tua mendeteksi strabismus atau mata malas pada anak.
Ia menjelaskan, strabismus merupakan penurunan perkembangan penglihatan yang terjadi ketika otak tidak menerima rangsangan normal dari mata.
“Kalau mata memberikan gambaran yang bagus, tajam, tidak buram, maka [gambar] itu tersimpan di otak, dan otak memahaminya. Tapi kalau yang disampaikan oleh kedua atau salah satu mata tidak jelas, otak tidak bisa menerimanya dia.” “Tidak terjadi antara mata dan otak,” kata Viti dalam webinar Hari Penglihatan Sedunia bersama Kementerian Kesehatan, Senin (10/7).
Strabismus hanya terjadi pada anak kecil. Penyebab paling umum adalah kelainan refraksi yang tidak terkoreksi, strabismus atau mata juling, dan kelainan mata seperti katarak.
Deteksi dini adalah cara terbaik untuk mendeteksi strabismus. Pasalnya, anak seringkali tidak merasakan keluhan saat penglihatannya kabur atau kabur.
“Jika terdeteksi sejak dini pada usia sekolah, [pengobatan] bisa tertunda, dan ambliopia akan sulit diobati,” ujarnya.
Viti menganjurkan deteksi dini sebelum usia 5 tahun. Semakin muda usia saat berobat, semakin besar pula peluang pemulihan penglihatan hingga 100 persen.
Sebaliknya, jika ambliopia tidak ditangani dengan baik, gangguan penglihatan pada anak bisa bersifat permanen. Penyebab umum hilangnya penglihatan pada orang berusia antara 20 dan 70 tahun adalah strabismus masa kanak-kanak yang tidak diobati.
(Asar)