Jakarta, CNN Indonesia —
Tiongkok akan menggandakan jumlah pembiayaan yang diberikan untuk proyek real estat yang masuk daftar putih menjadi 4 triliun yuan atau setara dengan Rp8.713,95 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp2.178 per yuan Tiongkok).
Pemerintah Tiongkok mengumumkan hal ini pada Kamis (17/10), sebagai langkah terbaru untuk mengatasi krisis real estate di negaranya.
Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan Tiongkok, Ni Hong, mengatakan beberapa langkah lagi akan diambil untuk membangun kembali jutaan desa layar bambu di negara tersebut.
Namun, dia tidak merinci lebih lanjut berapa besaran dana pembangunan tersebut.
“(Kami) sangat yakin dengan pemulihan pasar real estat dan akan fokus pada penerapannya di masa depan,” kata Ni Hong di Beijing, Tiongkok, seperti yang dilaporkan CNN.
Dia mengatakan pasar perumahan telah mencapai titik terendah dalam tiga tahun. Hal ini berdasarkan data bulan Oktober yang menunjukkan peningkatan penjualan rumah.
Pemerintah Tiongkok baru-baru ini melakukan upaya untuk menstabilkan pasar real estate menyusul krisis yang disebabkan oleh pinjaman berlebihan. Pasar real estat, yang dulu tumbuh subur dalam perekonomian Tiongkok, kini mengalami stagnasi.
Sebelumnya, pemerintah Tiongkok mengumumkan akan mengizinkan pemerintah daerah menggunakan dana dari saham obligasi pemerintah yang tidak dialokasikan dan menaikkan batas utang untuk mendukung pasar properti.
Pada akhir September, suku bunga hipotek untuk peminjam perorangan juga diturunkan rata-rata 0,5 poin persentase, dan persentase uang muka minimum untuk pembelian rumah kedua juga diturunkan dari 25% menjadi 15%.
Sementara itu, pemerintah daerah telah menerbitkan “daftar putih” proyek perumahan yang memenuhi syarat untuk didanai.
Xiao Yuanqi, Wakil Direktur Administrasi Regulasi Keuangan Nasional Tiongkok, mengungkapkan pinjaman untuk proyek-proyek listing berjumlah 2,23 triliun yuan Tiongkok atau setara Rp 4,861 triliun.
Namun beberapa analis percaya bahwa langkah-langkah yang diambil sejauh ini tidak cukup untuk mengatasi krisis real estat Tiongkok dalam waktu dekat.
“Ini adalah bom waktu yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan mungkin puluhan tahun, untuk meledak,” kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.
“Tidak peduli berapa banyak uang atau upaya yang mereka lakukan, masalah ini tidak akan selesai dalam waktu dekat,” katanya.
(batal/agt)