Jakarta, CNN Indonesia —
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan kapasitas usaha dan penjualan produknya. Salah satu langkah konkrit yang dilakukan BRI adalah dengan menyelenggarakan Bazar UMKM BRILIAN pada Jumat (18/10) di Kantor Pusat BRI Jakarta.
Berbagai UKM yang tergabung dalam klaster BRI juga turut serta dalam acara ini. Salah satunya adalah Kelompok Tani Jaya Lestar dari Desa Kutambaru di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Mereka menghadirkan produk yang luar biasa, yaitu salak ponoh.
Volan, salah satu anggota kelompok, menjelaskan bahwa fonda lumpur tumbuh subur di Desa Kotambaru dan menjadi makanan pokok warga. La Fonda juga berperan besar dalam meningkatkan perekonomian desa.
“Sejak tahun 2005, sebagian besar masyarakat di desa kami menanam salak. Seiring berjalannya waktu, hampir semua desa menjadi petani salak,” ujarnya di acara pasar UMKM BRILIAN.
Keberhasilan budidaya bit fonda manis memberikan dampak positif terhadap perekonomian desa Kotambaru. Produk ini tidak hanya bermanfaat bagi petani, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dengan harga jual 15.000-18.000 AMD per kilogram, stok bit dari desa Kutambaru kini semakin diminati baik di pasar lokal maupun luar daerah dan internasional. Pembeli lokal seperti Aceh merupakan konsumen utama yang tertarik dengan bit Pondoh Kutambaru.
Tak hanya itu, kelompok ini juga telah mengekspor Slak Fonda ke Malaysia dan Thailand. Mereka memanen 1-1,5 ton setiap dua minggu, menghasilkan omset bulanan sekitar 30 juta euro.
Wolan mengungkapkan, kelompoknya pertama kali diperkenalkan ke BRI pada tahun 2010 melalui Kredit Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pinjaman ini menjadi modal awal yang membantu usaha mereka berkembang pesat hingga seperti sekarang ini.
Volan mengatakan BRI tidak hanya memberikan modal, namun juga memberikan bantuan tetap melalui promosi produk BRI. Wolan berharap bantuan dan pemberdayaan BRI terus berlanjut.
“Saya berharap ke depan lebih mudah untuk menambah modal, karena kami para petani bit masih membutuhkan modal,” ujarnya.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, klaster usaha merupakan pemberdayaan kelompok usaha yang dibentuk atas dasar kesamaan usaha pada satu sektor. “Menciptakan kedekatan dan persatuan dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha para anggotanya,” ujarnya.
Hingga September 2024, lebih dari 33.800 klaster usaha binaan BRI akan menjadi anggota program Klaster My Life. BRI sendiri telah aktif menerapkan lebih dari 2.300 PHK dalam bentuk pelatihan dan dukungan infrastruktur manufaktur. (Uri/Uri)