Jakarta, CNN Indonesia.
Gunung Levotobi Lockie di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus Senin dini hari (4/11). Akibatnya, sembilan orang tewas dalam bencana tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi dalam keterangan resminya menjelaskan Gunung Levotobi telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Kelompoknya menaikkan status gunung tersebut dari Awas (Level III) menjadi Waspada (Level IV).
“Sebaran peningkatan tingkat aktivitas G. levotobi jantan dari stadium III (SIAGA) ke stadium IV (Awas),” demikian keterangan PVMBG, mengutip laman resminya, Senin (11/04).
Dari pengamatan visual, PVMBG mengungkapkan gunung berapi tersebut terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap tipis, sedang hingga tebal, berwarna putih dan abu-abu teramati dari kawah utama sekitar 20-2000 meter di atas puncak.
Lebih lanjut, pengamatan visual yang dilakukan pada 23 Oktober hingga 3 November pukul 21.00 WITA menunjukkan aktivitas vulkanik Gunung Levotobi Laki meningkat cukup signifikan. Dulu rata-rata tinggi kolom erupsi adalah 100 hingga 1.000 meter, sedangkan saat ini rata-rata tinggi kolom erupsi mencapai antara 500 hingga 1.000 meter.
Kemudian pada 1 November 2024 terjadi letusan yang tinggi kolom lemparannya mencapai antara 1.500 hingga 2.000 meter dari puncak. Pada periode tersebut, gempa bumi dan banjir tercatat terjadi di wilayah Dulipali.
Data visual drone menunjukkan pusat aktivitas berada di dua lubang letusan, yakni kawah utama Gunung Levotobi Laki dan lubang letusan di sisi barat laut Levotobi Laki, jelas PVMBG.
“Aktivitas erupsi pada periode ini terutama terjadi pada lubang letusan bagian barat laut. Terlihat secara visual pada bulan Oktober, lubang letusan lebih besar dibandingkan periode Januari. Selain itu, terdapat beberapa intrusi Solfatara di bagian timur laut Kawah Gunung Levotobi Laki,” jelasnya. agensi melanjutkan.
Sebelumnya, sembilan orang dilaporkan tewas akibat letusan Gunung Levotobi Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (11/4) dini hari.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), “9 orang meninggal dunia (pendataan)”
Selain itu, BNPB mencatat 2.734 KK (kepala keluarga) atau 10.295 jiwa terkena dampak ledakan tersebut.
Rinciannya, di Kecamatan Wulangitong sebanyak 2.527 KK atau 9.479 jiwa dan di Kecamatan Ile Bura sebanyak 207 KK atau 816 jiwa.
(Perangkat/DMI)