Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang pelajar perempuan telah ditangkap oleh polisi Iran karena tampil telanjang di depan umum dan melanggar aturan berpakaian Iran.
Pada Sabtu (10 Februari), polisi menangkap seorang mahasiswa Universitas Islam Azad Teheran karena berjalan-jalan hanya dengan mengenakan pakaian dalam, menurut kantor berita AFP.
Media lokal melaporkan bahwa mahasiswi tersebut sebelumnya telah dilecehkan oleh anggota milisi Basij di universitas yang sama, hingga pakaian dan hijabnya dirobek oleh beberapa anggota.
Setelah dilecehkan, dia hanya menanggalkan celana dalamnya sebagai bentuk protes. Mereka kemudian berkeliling kampus untuk melakukan protes kepada pihak berwenang.
Menurut buletin Aamir Kabir, mahasiswa tak dikenal itu dipukuli polisi saat ditangkap.
Amnesty International juga angkat bicara, menyerukan pembebasan para mahasiswa tersebut segera dan tanpa syarat.
“Pihak berwenang Iran harus segera dan tanpa syarat membebaskan pelajar yang ditangkap secara paksa karena membuka pakaian yang melanggar aturan jilbab sewenang-wenang yang diberlakukan oleh pihak berwenang,” kata kelompok hak asasi manusia itu dalam sebuah pernyataan.
Amnesty International juga berpendapat bahwa mahasiswi harus mempunyai hak untuk mendapatkan pengacara dan berhubungan dengan keluarga mereka. Tim menyerukan penyelidikan segera dan independen atas tuduhan pemukulan dan kekerasan seksual yang dialami siswa.
Insiden ini dikonfirmasi dalam laporan oleh Kantor Berita Fars. Fahls mengatakan, polisi menangkap mahasiswa tersebut setelah berhasil meyakinkannya untuk menghentikan perbuatannya.
Namun, mahasiswa tersebut ditangkap setelah mengabaikan permintaan pihak berwenang. Fahls membantah laporan bahwa polisi menggunakan kekerasan selama penangkapannya.
Di Iran, perempuan harus mengenakan jilbab dan pakaian longgar di depan umum. Pelanggaran terhadap peraturan ini akan mengakibatkan penangkapan dan tindakan disipliner.
Salah satu penangkapan yang paling terkenal dan tragis adalah penangkapan seorang wanita bernama Mahasa Amini pada tahun 2022. Kematian Amini memicu protes nasional setelah penangkapannya.
Pasukan keamanan menindak massa dan protes berubah menjadi kekerasan. Setidaknya 551 orang tewas dan ribuan ditangkap selama demonstrasi. (memblokir/membaca)