Jakarta, CNN Indonesia —
Lagu APT. Kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Rosé, BLACKPINK, dan Bruno Mars kini telah dilarang oleh beberapa pelajar Korea Selatan sebelum ujian masuk perguruan tinggi.
Lagu catchy ini menjadi kutukan bagi para pelajar yang sedang mempersiapkan Ujian Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi (CSAT) atau dikenal dengan Sunung karena mengganggu konsentrasi.
Lirik lagu ‘Apateau’ yang diulang-ulang dengan nada yang membuat ketagihan ini dikatakan tabu karena akan sangat melekat di benak mereka sehingga mengganggu konsentrasi, apalagi saat ujian 14 November membuat siswa khawatir.
“Saya khawatir lagu itu akan melekat di kepala saya bahkan saat ujian,” kata salah satu siswa kepada Yonhap News pada Minggu (27/10).
“Orang dewasa mungkin tertawa dan berkata, ‘Mengapa stres karena hal seperti ini?’ “Tetapi bagi kami, dengan ujian penting yang sudah dekat, ini bisa terasa tidak nyaman,” ujarnya, seperti dilansir Korea JongAn Daily, Senin (28/10).
Dalam komunitas online yang digunakan oleh pelajar, memposting tautan “ayat” ke lagu-lagu yang dilarang ini adalah sebuah lelucon yang sudah berlangsung lama, yang menyebabkan penangguhan akun bagi mereka yang bertindak terlalu jauh.
Seorang pengguna berkomentar, “Saya tidak sengaja melihat salah satu lagu terlarang ini di Internet, dan sekarang saya tidak bisa melupakannya – itu membuat saya gila. Bagaimana cara menghentikannya?”
Sebelum APT, masih banyak lagu lain yang dilarang untuk calon mahasiswa CSAT. Beberapa diantaranya adalah UR Man (SS501), Ring Ding Dong (SHINee), Dumb Dumb (Red Velvet).
Meskipun sebagian besar lagu-lagu tersebut merupakan hits grup idola, lagu anak-anak seperti Baby Shark (2015) dan beberapa jingle iklan juga berpotensi mengalihkan perhatian siswa yang mencoba fokus pada persiapan ujian.
Fenomena melodi lagu yang diputar terus-menerus di benak seseorang disebut earworm. Bagi masyarakat umum, earworm dapat membantu menenangkan pikiran yang sedang stres, namun bagi pelajar, earworm seringkali mengganggu.
“Psikologi kita lebih rapuh dari yang kita sadari, dan suara yang sederhana dan berulang-ulang dapat dengan mudah memicu bias emosional,” kata Lim Myung-ho, profesor psikologi di Universitas Dankuk, dalam sebuah wawancara.
“Kaum muda, terutama mereka yang kurang berpengalaman, lebih rentan terhadap penyakit cacing telinga.”
“Mendengarkan musik klasik yang menenangkan, berlatih meditasi ringan, latihan pernapasan, atau peregangan dapat membantu menenangkan pikiran cemas. Mengembangkan rutinitas pribadi sebelum ujian tiruan juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mengelola stres.”
(cri)