Sleman, CNN Indonesia –
CEO PT Primissima (Persero) Usmansyah berterus terang soal PHK (PHK) terhadap 402 pekerja di pabrik tekstil miliknya.
Usmansyah mengatakan, PHK melalui kesepakatan bersama terpaksa dilakukan karena BUMN sudah tidak mampu lagi beroperasi normal.
“Ada tiga orang yang tidak dipecat, hanya dua CEO dan satu general manager. Yang lain termasuk kepala departemen juga dipecat,” kata Usmansyah saat dihubungi, Senin, 21/10.
Usmansyah juga menjelaskan langkah pemulihan perusahaan yang dilakukan pemerintah melalui Perusahaan Pengelola Properti (PPA).
Menurut dia, misi PPA adalah menjual saham pemerintah kepada mitra strategis, dalam hal ini GKBI Investment yang menguasai 47 persen saham.
Sepanjang sejarahnya, PPA berusaha agar Primissima tetap berjalan atau tidak dalam keadaan “mati” saat dijual. Oleh karena itu, PPA siap memberikan dana penyelamatan untuk membayar gaji pekerja yang terutang pada bulan April dan Mei 2024.
“Karena Primissima tidak punya uang,” tegasnya.
Saat itu, perseroan sedang menunggu investor datang agar Primissima bisa kembali beroperasi. Akibatnya menemui jalan buntu dan langkah yang diambil adalah menutup sementara perusahaan tersebut.
“Hal ini sedang kami diskusikan dengan para pemegang saham, GKBI Investment dan PT PPA yang dipercaya mengelola Primissima, karena jika terus berlanjut namun tidak ada investor atau komitmen dari pemegang saham untuk memberikan modal kerja tentu akan berat. .terbesar Maka salah “Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini adalah dengan menutup sementara perusahaan dengan memberhentikan seluruh karyawan,” jelasnya.
Meski ditutup sementara, ia menegaskan Primissima belum bangkrut.
“Tapi keadaan perusahaannya belum bangkrut, hanya belum beroperasi karena mungkin ada investor yang mau menghidupkannya kembali,” lanjut Usmansyah.
Dalam perjanjian bersama, Primissima berjanji untuk menghormati seluruh gaji yang terutang, termasuk pesangon kepada seluruh karyawan hingga 31 Desember 2025. Ada pula “bonus pemutusan hubungan kerja” senilai satu bulan gaji bagi karyawan yang tidak meminta pemberhentian melalui tahapan pemutusan hubungan kerja. diambil.
Usmansyah mencatatkan total utang perusahaan kepada pekerja sebesar Rp 26 miliar, di luar tunggakan pengangguran dari BPJS.
Primissima saat ini tidak memiliki aset gratis karena semuanya telah digadaikan ke Banco Mandiri sejak tahun 2001 karena utang sebesar Rp 60 miliar. Oleh karena itu, perusahaan hanya dapat memenuhi seluruh hak karyawan, paling tidak sampai sebagian aset perusahaan dijual.
“Sekarang kami usulkan untuk menjual pabrik 3, tanah dan bangunannya yang luasnya lebih dari dua sampai tiga hektare, ada beberapa tawaran,” jelasnya.
Sebelumnya, PT Primissima melakukan PHK sementara terhadap 425 pekerjanya pada 12 Juni 2024 akibat krisis keuangan. Pemicunya, perusahaan tidak lagi memiliki modal kerja untuk membeli bahan baku dan membayar kebutuhan operasional sejak tahun 2020.
Ditemui pada 11 Juli 2024, Usmansyah mengatakan, perusahaan tetap membayar 25% dari total gaji pekerja yang dipecat karena utang. Dia mempersilakan karyawan untuk menuntut penggantian jika perusahaan punya uang.
Usmansyah menjelaskan, pemerintah melalui Perusahaan Pengelola Properti (PPA) sedang melakukan rehabilitasi Primissima. Sebelum pinjaman modal kerja dapat dilunasi, aset harus direstrukturisasi dan efisiensi operasional harus dicapai sehingga pinjaman modal kerja di masa depan dapat dijamin dan dilunasi.
Dia mengatakan pekerja akan dirumahkan setidaknya sampai pinjaman modal kerja dan dana perbaikan pembelian suku cadang mesin apung serta jaminan penambahan modal kerja juga diproses oleh bank dan PPA.
“Perlu kita ketahui kenapa Primissima tidak menggunakan mekanisme pembiayaan bank, tidak bisa karena sejak tahun 2021 seluruh aset Primissima dijadikan jaminan utang ke Bank Mandiri,” jelas Usmansyah, Kamis (7/11).
Usmansyah menjelaskan, aset perseroan saat ini tercatat sebesar Rp180 miliar, sedangkan utang ke Bank Mandiri sekitar Rp55 miliar. Dengan jumlah agunan yang besar, PPA kini melobi agar Bank Mandiri menerima sebagian dari agunan tersebut, yang sebagian lagi akan digunakan sebagai dana penyelamatan Primissima.
“Itu yang dilakukan sekarang, PPA sekarang juga sedang dalam tahap pengurangan modal kerja. Kita harapkan tanggal 20 (Juli) pelunasan PPA sudah sangat berkurang sehingga tanggal 1 Agustus para pekerja sudah kembali. Tapi Karena rencana rasionalisasi, tidak semua pekerja bisa masuk karena pendapatannya tidak menutupi seluruh gaji pekerja,” jelasnya.
(com/pt)