Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Perumahan dan Perumahan Rakyat Marvarar Sirat memaparkan rencana kementeriannya.
Dikatakannya, masih dianggap Direktorat Jenderal Pembangunan Perumahan, Direktorat Jenderal Pembangunan Perumahan, Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jenderal Pembangunan Perumahan, dan Direktorat Jenderal Rumah Swadaya.
“Oleh karena itu, tidak perlu banyak kepala staf yang mundur, akan kita sederhanakan,” ujarnya, Senin (28/10) pada diskusi Kementerian PUPR mengenai program 3 juta rumah.
Pria yang diketahui bernama Ara ini mengaku masih melakukan pembicaraan dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Vidyantani mengenai struktur organisasi di kementeriannya.
“Saya akan diterima Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada hari Kamis karena SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kelola) ini harus ditandatangani oleh Presiden (Prabhu Subianto),” ujarnya.
Marwarar juga mengungkapkan, kementeriannya telah mengalokasikan dana sebesar Rp5,078 triliun pada tahun 2025. Padahal kementerian diundang untuk membangun 3 juta rumah.
Bayangkan anggaran kita Rp 5 triliun pada 2025, kita diminta membangun 3 juta rumah, ”ujarnya.
“Tahun 2024 dianggarkan Rp 14 triliun, tapi yang dibangun 200.000 (rumah),” imbuhnya.
Ara mengungkapkan anggaran sebesar 5,08 triliun itu akan digunakan untuk lima prioritas. Pertama, pembangunan rumah hunian senilai Rp3,53 triliun, termasuk pembangunan 240 unit hunian vertikal bagi personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Ibu Kota Negara Kepulauan (IKN), melanjutkan pembangunan perumahan bagi warga negara. . peralatan (ASN) dan 2.820 satuan pertahanan keamanan (pertahanan keamanan).
Kemudian, pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terdampak IKN sebanyak 44 unit, Daerah Otonomi Baru (DOB) pembangunan rumah penunjang sebanyak 460 unit, rumah langsung sebanyak 701 unit terus dilakukan pembangunan, serta sebagai renovasi. Rusun Wisma Atletik Tower Kemayoran terdiri dari 10 tower.
Kemudian pembangunan apartemen baru untuk ASN/TNI/Polri, MBR, buruh, perguruan tinggi dan pesantren sebanyak 1.376 unit.
Prioritas kedua adalah perumahan swadaya senilai Rp0,747 triliun yang akan digunakan untuk membangun 34.289 rumah dalam Skema Insentif Perumahan Swadaya (BSPS).
Ketiga, rumah khusus senilai Rp 0,105 triliun. Anggaran tersebut untuk melanjutkan pembangunan rumah khusus (Ross) daerah otonom baru sebanyak 50 unit, pembangunan rumah suku Moi sebanyak 72 unit, kelanjutan pembangunan perumahan pascabencana di Ternate sebanyak 49 unit, 100 unit. unit. Kompleks Perumahan Malawi (Tahap 1), perumahan pascabencana – hingga 94 unit di Lebak.
Keempat, perumahan umum dan komersial senilai Rp0,121 triliun, termasuk 10.550 unit rumah MBR di seluruh provinsi, digunakan untuk membangun prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) umum.
Kelima, manajemen biaya Rp0,575 triliun dan dukungan teknis lainnya untuk pelaksanaan kegiatan regulasi, pembinaan dan pemantauan kebijakan dan program perumahan. Lalu, gaji dan tunjangan, operasional kantor, dan manajemen hiburan.
(Fb/Agustus)