
Jakarta, CNN Indonesia –
Biro untuk Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menemukan bahwa 96S siklon tropis masih diperiksa di Laut Timor. Fenomena ini diharapkan memiliki dampak signifikan pada kondisi cuaca dan maritim di Indonesia Timur dalam beberapa hari mendatang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati telah menyatakan bahwa benih siklon tropis tahun 96 telah dipantau sejak 9 April 2025, jakarta siklon siklon (TCWC). Pada hari Sabtu (12/4) sistem masih menunjukkan peningkatan intensitas.
“Sistem sistem saat ini ada di sekitar Timorzee, terletak di tenggara Timor.
Dia menjelaskan bahwa sistem ini diperkirakan akan terus menguat dalam 24 jam ke depan dan akan pergi ke barat daya ke perairan timor selatan, dan wilayah utara Australia semakin dekat.
Sementara itu, diasumsikan bahwa dalam 48-72 jam ke depan akan diasumsikan bahwa intensitas angin akan terus tumbuh dan bahwa posisi sistem ke Laut Timor Selatan Pulau Savu akan tetap ada.
“Diharapkan bahwa topan ini akan berada di siklon tropis selama 24-48 jam ke depan dan akan menjadi tanggung jawab TCWC Australia, yang berarti bahwa Cycloon akan dipanggil oleh Otoritas Meteorologi Australia,” katanya.
Menurut Dwikorita, keberadaan biji siklon tropis harus diamati, karena mungkin memiliki efek langsung di berbagai daerah di Indonesia Timur, terutama pada periode 12-13.
Meteorologi pengganti BMKG -Place Husvanto menyatakan bahwa partainya telah menunjukkan hujan moderat hingga lebat di wilayah NTT, terutama di Pulau Timor, serta di wilayah Maluka selatan, seperti Kepulauan Serma dan Leti.
Angin kencang juga dapat terjadi di satu wilayah.
Dia menambahkan bahwa biji siklon ini menyebabkan ketinggian gelombang laut yang cukup besar. Gelombang hingga 1,25-2,5 meter atau kategori sedang dapat berlangsung di Laut Arafur Barat, Kepulauan Leti Babar dan perairan Pulau Savu ke Batang-Pulula-Rota.
Sementara itu, gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter atau kategori tinggi diharapkan terjadi di Samudra Hindia Selatan NTT.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdani menjelaskan bahwa negara atmosfer di Indonesia juga memengaruhi sejumlah fenomena cuaca global dan regional di masa depan, seperti fluktuasi spasial, Rossby dan Kelvin, dan selatan yang aktif.
“Kita juga melihat keberadaan sirkulasi siklon di barat Sumatra Barat dan barat daya – perairan yang menyebabkan pembentukan daerah konvergensi, dari bugual ke lampu dan dari fenomena timur. Ini juga meningkatkan potensi curah hujan lebat di berbagai daerah.
Andri menjelaskan bahwa potensi hujan lebat akan berlangsung minggu depan di banyak wilayah Indonesia. Selama periode dari 12-15 April 2025, hujan lebat memiliki potensi di Acheh, Sumatra selatan, Bengkul, Bantten, Java Barat, Diakarty, Jawa Timur, Nusi Tenggari Timur dan sejumlah wilayah Kalimantana, Sulawesi, Malica Utara dan Papua.
“Secara khusus, di Jawa Barat dan wilayah Nus Tengahar timur, kami memperkirakan bahwa potensi hujan sangat lebat. Meskipun pada periode 16-19 April diharapkan bahwa hujan lebat akan berlanjut di Jawa Timur, NTT, Sulawesi Selatan dan berbagai daerah Papua,” katanya.
BMKG beralih ke komunitas, terutama di Indonesia timur dan NTT -Southern -coast untuk tetap berada di atas -untuk berpotensi cuaca yang sangat, termasuk hujan lebat, angin lebat dan gelombang tinggi.
Dwikorita menekankan pentingnya masyarakat untuk selalu memperbarui informasi melalui saluran BMKG resmi.
“Kami akan terus melakukan pemantauan intensif dan mentransfer informasi terbaru melalui situs web, media sosial resmi dan aplikasi InfoBMKG. Hati -hati dan perlindungan prioritas dalam setiap kegiatan, terutama di daerah yang terkena dampak,” ringkasannya. (DMI/DMI)