Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan merata akan turun di beberapa wilayah Indonesia pada pekan depan. Berikut prediksinya.
Berdasarkan pantauan meteorologi BMKG, terjadi peningkatan curah hujan dalam beberapa hari terakhir di banyak wilayah Indonesia, terutama di wilayah tengah dan selatan.
Berbeda dengan kondisi cuaca pada akhir Oktober lalu yang didominasi cuaca panas dan lembab, jelas BMKG dalam laporan cuaca mingguan periode 5 hingga 11 November 2024.
Menurut BMKG, peningkatan potensi atmosfer ini disebabkan berkurangnya pengaruh siklon tropis Kang Ray dan gelombang tropis aktif Rossby di wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Selain itu, gelombang Rossby tropis masih terpantau aktif di wilayah barat dan selatan selama beberapa hari ke depan.
Badai Tropis Yinsang
Sementara itu, BMKG memantau gangguan atmosfer di wilayah utara Indonesia, khususnya di Samudera Pasifik bagian timur Filipina berupa Topan Nyxin. Badai ini memiliki kecepatan angin 40 knot dan mempengaruhi pergerakan cuaca di Tanah Air.
Meski Topan Yinxin bergerak di lepas pantai Indonesia, namun perkembangan topan ini menimbulkan dua dampak berbeda, yaitu menurunnya curah hujan di beberapa wilayah dan meningkatkan curah hujan di wilayah lain.
Keluarnya massa udara dari wilayah sekitar menuju Topan Yinxin dari Indonesia menyebabkan berkurangnya kemungkinan terjadinya hujan di banyak wilayah Indonesia.
Di sisi lain, ada juga kemungkinan tumbuhnya awan hujan akibat badai ini di beberapa wilayah Indonesia, sehingga kombinasi antara siklon tropis aktif dan berkembangnya Siklon Tropis Nyxin dapat menyebabkan curah hujan lebih banyak di masa mendatang. Seminggu di Indonesia.
Dinamika atmosfer
Merujuk laporan BMKG, beberapa wilayah di Indonesia tercatat mengalami hujan lebat pada 31 Oktober di Stasiun Cuaca I Gusti Ngurah Rai (93,0 mm/hari) dan ANGKAL Wulung (92 mm/hari). Kemudian hujan lebat terjadi pada 1 November di stasiun Nggul Wulung (53 mm/hari).
Kemudian pada tanggal 2 November di Balai Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I (89,2 mm/hari), Stasiun Geofisika Manado (75,8 mm/hari), Stasiun Meteorologi Turia (70,7 mm/hari). Rendani (68,5 mm/hari), Stasiun Cuaca Sumatera Utara (65,5 mm/hari), Stasiun Cuaca Sumatera Selatan (63,3 mm/hari), Stasiun Cuaca Sangya Ni Bandra (59,6 mm/hari), Stasiun Geofisika Malang (54,8 mm/hari) ), dan stasiun meteorologi Beringen (54,4 mm/hari).
Secara global dan regional, nilai Southern Oscillation Index (SOI) dan Mid-Julian Oscillation (MJO) fase 8 (Belahan Barat dan Afrika) tidak berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia.
Namun nilai Nino sebesar 3,4 menunjukkan peningkatan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia Timur dan Indian Ocean Dipole (IOD) menunjukkan potensi pola konvektif yang signifikan di wilayah Indonesia Barat.
Aktivitas Gelombang Rossby Atmosfer Tropis diperkirakan akan aktif di Sumatera dan Jawa, dan Gelombang Kelvin akan aktif di Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, dan Papua Selatan dalam beberapa hari ke depan.
Daftar wilayah yang berpotensi mengalami badai petir
BMKG menyebutkan, di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi, peluang hujan masih terjadi pada sore hingga malam hari.
Menurut BMKG, sebaran curah hujan tidak merata dan durasinya singkat. Hal ini biasanya terjadi pada masa pancaroba dan awal musim hujan yang diperkirakan terjadi pada awal hingga akhir November.
Daftar wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat, disertai kemungkinan petir dan angin kencang:
– Aceh – Sumatera Utara – Sumatera Barat – Riau – Kepulauan Riau – Jambi – Sumatera Selatan – Kepulauan Bangka Belitung – Bunkulu – Lampung – Bentin – DKI Jakarta – Jawa Barat – Jawa Tengah – DI Yogyakarta – Jawa Timur – Bali – Nusa Tenggara Barat – Nusa Tenggara Timur – Kalimantan Barat – Kalimantan Tengah – Kalimantan Selatan – Kalimantan Timur – Kalimantan Utara – Sulawesi Utara – Gorontalo – Sulawesi Barat – Sulawesi Tengah – Sulawesi Selatan – Sulawesi Tenggara – Maluku Utara – Papua Barat Daya – Papua – Papua Tengah – Barat Selatan Papua
Daerah yang berpotensi mengalami angin kencang:
– Papua Selatan (tim/dmi)