
Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Statistik Pusat DKI Jakarta (BPS) melaporkan bahwa pada tahun 2024, tingkat kemiskinan menurun 0,16 % di Jakarta dibandingkan dengan Maret 2024. Maret.
Itu didasarkan pada studi sosial ekonomi nasional (Susen) pada tahun 2024. September
Menurut sebuah survei, pada tahun 2024 September, jumlah orang miskin mencatat 449,07 ribu orang oleh 15,86 ribu orang. Oleh karena itu, pada tahun 2024, 464,93 ribu ribu orang.
“Pada bulan September 2024, persentase populasi yang buruk adalah 4,14 %, yaitu 0,16 %,” kata BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin, setelah berita statistik DKI Jakarta pada tahun 2025 di Jakarta, yang dikutip pada hari Rabu (1/16).
Karena DKI Jakarta, tempat ketiga untuk populasi nasional terendah, setelah Bali (3,8 %) dan Kalimantan selatan (4,02 %).
Menurut Hasanudin, pengurangan populasi yang buruk sesuai dengan beberapa indikator ekonomi makro.
Selain itu, stabilitas pertumbuhan ekonomi juga merupakan faktor penting dalam pengurangan kemiskinan.
2024 ketiga pada kuartal pertumbuhan ekonomi Jakarta dicatat pada tingkat 4,93 persen. (Tahun/yoy) atau meningkat dibandingkan dengan kuartal kedua (4,9 %).
Selama 2018-2024. Pada Maret 2021, kebanyakan orang miskin terjadi, mencapai 501,92 ribu. Rakyat.
Sementara itu, pada tahun 2024 September inflasi inflasi adalah 1,70 persen. (Y-on-y), kurang dari bulan sebelumnya (2,23 % Juni 2024).
Dikatakan bahwa inflasi yang terkontrol ini mendukung kapasitas pembelian orang, terutama kelompok yang rentan.
Untuk mengevaluasi kemiskinan, BPS menggunakan konsep yang terkait dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
“Ini terkait erat dengan potret konsumsi seseorang dengan siapa potret dengan penuaan potret,” jelasnya.
Selain itu, 2024 Maret – September, garis kemiskinan meningkat 2,52 %, dari 825 288 rp per bulan pada 2024. Maret menjadi 846 085 rp per bulan pada 2024. September.
(SFR)