Jakarta, CNN Indonesia —
Kini jajanan Cina Latio sudah dilarang di Indonesia. Jajanan yang viral di media sosial tersebut diduga menyebabkan keracunan dengan gejala mual dan muntah serta memerlukan penanganan lebih lanjut.
Taruna Ikrar, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), memperingatkan masyarakat tentang bakteri yang terdapat pada jajanan viral tersebut. Bakteri yang ditemukan di Latiao disebut Bacillus cereus.
Karena mengandung Bacillus cereus yang bisa menimbulkan racun, kata Taruna seperti dikutip detikhealth, Selasa (5/11).
Apakah Basilius benar-benar serius? Apa bahayanya jika dimakan manusia?
Bacillus cereus merupakan mikroorganisme yang mampu mengeluarkan racun berbahaya. Menurut laman Cleveland Clinic, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan atau masalah kesehatan yang lebih serius.
Kebanyakan orang yang keracunan sembuh dalam waktu 24 jam. Namun, risiko komplikasi mungkin lebih tinggi jika seseorang yang terpapar oleh seseorang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau lemah.
Gejala biasanya muncul 1-6 jam setelah terpapar bakteri. Gejala umum termasuk mual, muntah, dan diare.
Selain masalah pencernaan, racun yang disebabkan oleh bakteri ini juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya.
Mengutip WebMD, spora bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terinfeksi atau menghirup udara yang terinfeksi dapat menyebabkan komplikasi berbahaya berikut ini:
– Abses otak, – Selulitis, – Endoftalmitis atau infeksi bakteri atau jamur pada mata, – Endokarditis, – Pneumonia, – Meningitis.
Komplikasi paling serius dari keracunan bakteri ini adalah endophthalmitis, yaitu peradangan pada selaput mata. Kondisi ini bisa menimbulkan sejumlah gejala serius, seperti:
– demam, – mata tegang, – nyeri mata, – leukositosis atau jumlah sel darah putih tinggi, – kehilangan penglihatan, – mata merah, – ulkus kornea berbentuk annular.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan bisa mengancam nyawa.
Pada dasarnya bakteri ini banyak ditemukan pada makanan. Hanya saja, mengutip beberapa sumber, bakteri ini lebih banyak ditemukan pada nasi atau makanan bertepung lainnya.
Pada makanan bertepung seperti keripik kentang, bakteri bertahan dalam proses pengeringan dengan menghasilkan spora yang resisten. Ketika makanan direhidrasi dan dibiarkan pada suhu kamar selama beberapa jam, spora akan berkecambah dan menghasilkan racun yang membuat orang sakit.
Ingatlah juga bahwa memanaskan kembali makanan tidak akan menghilangkan efek racun dari bakteri tersebut. (tst/asr)