Cikarang, CNN Indonesia —
Sekitar setahun sejak diluncurkan di GIIAS 2023, Hyundai Ioniq 6 terus mendulang popularitas di Indonesia. Penjualannya anjlok dan kalah bersaing di pasar mobil listrik Tanah Air.
Menanggapi hal tersebut, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengaku tak berniat berhenti menjual Ioniq 6 meski peminatnya tidak banyak.
“Jadi kami masih berpikir masih ada peluang bagi Ioniq 6 di Indonesia dan kami belum ada rencana untuk menghentikan Ioniq 6,” kata Chief Marketing Officer HMID Budi Nur Mukmin di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (6/11).
Sebelumnya diketahui penjualan sedan Ioniq 6 pada September 2024 hanya akan terjual 9 unit saja. Jumlah tersebut terbilang kecil dibandingkan model sebelumnya Ioniq 5 yang mencatatkan penjualan sebanyak 102 unit pada periode yang sama.
Penjualan Ioniq 6 juga dilampaui oleh BYD Seal yang terjual ribuan unit pada periode tersebut. Berdasarkan data grosir Gabungan Industri Mobil Indonesia (Gaikindo) pada September 2024, Hyundai hanya menjual delapan unit Ioniq 6. Sedangkan BYD menjual 1.251 unit pada September.
Meski dibanderol dengan harga yang jauh berbeda, Ioniq 6 mengusung baterai lithium ion 77,4 kWh dan jangkauan aplikasi 519 km (siklus WLTP). Sedangkan Seal memiliki dua pilihan kapasitas baterai yakni 82,56 kWh (650 km) dan 82,56 kWh AWD (580 km) dengan cycle rating NEDC.
Sementara itu, Executive Officer HMID Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan Ioniq 6 disebut sebagai sedan listrik kelas atas bagi masyarakat kelas atas yang tidak dipandang sebagai mobil di bawah Rp 1 miliar.
“Ioniq 6 karena gayanya kurang laku. Bahkan, pihaknya menawarkan kepada sebagian pelanggan yang menginginkan Kendaraan Listrik (EV) dengan performa tinggi, baik di dalam, di luar, maupun berteknologi. Makanya kami perkenalkan nama Ioniq 6, kata Frans.
Frans memastikan tidak akan melepas Ioniq 6 dari Indonesia karena hal tersebut merupakan komitmen Hyundai Indonesia untuk melayani pasar umum.
(rak / anak laki-laki)