Jakarta, CNN Indonesia —
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak ditemui di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini.
Menurut catatan Ikatan Wanita Kanker Indonesia (A2KPI), rata-rata 70 persen pasien kanker payudara meninggal hanya dalam waktu 12 bulan setelah diagnosis.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Aru Wichaksono Sudoyo mengatakan, kasus kanker payudara di Indonesia tidak bisa dikurangi dengan mudah. Pertama, jika hanya mengandalkan peralatan canggih dan tenaga medis yang mumpuni.
Sebab, menurutnya, kendala utama adalah faktor psikologis pasien dan kesiapan menjalani skrining kanker.
“Hambatannya adalah hambatan psikologis. Susah dipanggil [untuk screening], kalaupun bidan datang, mereka tidak mau disaring. Karena ya, itu manusiawi, mereka takut apa jadinya kalau itu terjadi. Benar,” kata Aru dalam jumpa pers A2KPI di Jakarta, Kamis (31/10).
Saat ini data terbaru Globocan mencatat terdapat 66 ribu orang yang menderita kanker payudara di Indonesia. Diantaranya, lebih dari 48 persen sudah lolos ke stadium lanjut.
Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar mengatakan deteksi dini dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara.
Linda, kanker payudara lebih mudah diobati jika diketahui sejak dini. Dia mengimbau masyarakat tidak perlu takut untuk melakukan screening.
“Faktanya, dokter mengatakan kanker payudara adalah bentuk kanker yang paling mudah jika diobati pada tahap awal,” ujarnya. Apa yang harus dilakukan?
RSUPN Cipto Mangunkusumo Soeharti Argadikoesoema Gondhoviarjo, Koordinator Pelayanan Kanker Terpadu, mengatakan pengobatan kanker merupakan salah satu prioritas pemerintah. Perjuangan melawan kanker bahkan masuk dalam rencana strategis yang tertuang dalam Rencana Kanker Nasional 2024-2034 yang telah diluncurkan pada Oktober lalu.
Menurut Soeharti, masyarakat tetap perlu memahami pentingnya langkah awal yang bisa dilakukan sendiri. Misalnya saja pemeriksaan diri, khususnya bagi orang yang berisiko terkena kanker payudara.
“Beranikan diri untuk tes, lakukan SADARI, dan periksakan diri Anda jika merasa ada yang tidak beres dengan tubuh Anda,” kata Soeharty.
Pasien yang baru datang diingatkan untuk tidak datang ke rumah sakit setelah melewati stadium lanjut. Jika kanker menyebar, pengobatan menjadi lebih sulit.
“Itulah mengapa sangat penting untuk memeriksakan diri. Karena kanker payudara lebih mungkin disembuhkan jika terdeteksi pada tahap awal. Anda bisa mendapatkan pengobatan bahkan tanpa mengangkat payudara, dan jika terdeteksi sejak dini, maka bisa diobati jika memungkinkan. ,” katanya. (tst/asr)