Jakarta, CNN Indonesia –
Perusahaan mobil listrik Tiongkok, Neta, untuk sementara menghentikan operasi produksi di pabriknya di Zhejiang dan mengurangi gaji karyawan karena penurunan penjualan produknya di Tiongkok.
Media Tiongkok DoNews melaporkan bahwa pabrik Neta Tongxiang di Zhejiang menghentikan produksinya selama setengah bulan.
Pabrik ini merupakan pabrik produksi besar dengan kapasitas produksi yang direncanakan sebesar 200.000. potongan per tahun. Pabrik ini terutama memproduksi crossover Neta L.
Tahun ini Neta juga akan mengurangi gaji karyawannya. Pada bulan Oktober, beberapa karyawan Neta menyatakan bahwa perusahaan belum membayar gaji bulan sebelumnya tepat waktu karena hutang kepada pemasok.
Pada saat yang sama, sebanyak 30 persen gaji karyawan terpenting Neta dikurangi.
Dalam tanggapan resminya pada tanggal 31 Oktober, Neta mengumumkan bahwa mereka meluncurkan rencana insentif modal untuk seluruh karyawan.
Perusahaan akan mengadopsi paket 5% sebagai insentif bagi karyawan, dan rencana kompensasi baru telah diumumkan secara internal.
Neta telah kalah sejak tahun 2021
Sementara itu, kerugian bersih perusahaan induk Neta, Hozon Auto, di Tiongkok meningkat dari tahun ke tahun.
Jumlah kerugian bersih tersebut meningkat dari 4,84 miliar yuan (Rp 10,69 triliun) pada tahun 2021 menjadi 6,67 miliar yuan (Rp 14,7 triliun) pada tahun 2022 dan 6,87 miliar yuan (Rp 15,19 triliun) pada tahun 2023.
Tahun ini, penjualan Neta di China pada Januari hingga September 2024 hanya terdistribusi sebanyak 53.853 unit mobil atau kurang dari 30% target penjualan tahunan.
Di Indonesia, Neta menggandeng perusahaan otomotif PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk merakit mobil listrik.
Model rakitan lokal pertama adalah NETA V, yang – menurut pernyataan perusahaan – mendapat sambutan positif dan telah mendaftarkan lebih dari 250 SPK sejak debutnya.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan Neta pada Januari hingga September 2024 sebanyak 484 unit di Indonesia.
(pita/mikrofon)