Jakarta, CNN Indonesia
Fenomena cuaca La Nina yang menyebabkan peningkatan curah hujan terpantau aktif di Indonesia. Peringatan potensi bencana diaktifkan.
Menurut Badan Meteorologi dan Geologi (BMKG), La Niña sudah aktif meski dalam kondisi lemah. Fenomena cuaca ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kondisi cuaca di negara tersebut.
Pada akhir bulan Oktober, pemantauan suhu permukaan laut di Pasifik menunjukkan serangkaian tren pendinginan, dengan El Niño Southern Oscillation Index (ENSO) melintasi tingkat La Niña pada -0,59. Kondisi La Nina lemah ini akan berlangsung setidaknya pada Maret 2025.
Dengan aktifnya La Nina, Presiden BMKG Dwaikurita Karnavati mengimbau masyarakat waspada dan bersiap menghadapi cuaca ekstrem dan kemungkinan bencana meteorologi.
“Pemerintah daerah dan masyarakat harus lebih waspada. Sebagian besar wilayah Indonesia kini memasuki musim hujan. Akibat La Nina, diperkirakan akan turun hujan hingga 20 persen pada awal tahun 2025. Situasi ini sering terjadi. meningkat,” kata Dwekurita dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya, pemerintah harus meningkatkan pengoperasian infrastruktur sumber daya air di kota atau daerah rawan banjir, seperti sistem drainase, sistem resapan, dan membangun kapasitas penyimpanan air untuk semaksimal mungkin mencegah banjir.
Penting juga untuk menjamin keandalan operasional waduk, waduk, dan waduk buatan lainnya untuk pengelolaan kelebihan curah hujan pada musim hujan dan untuk penggunaan pada musim kemarau.
Banyak wilayah Indonesia, khususnya Sumatera, sebagian Kalimantan, dan sebagian Jawa Tengah hingga Barat kini memasuki musim hujan, kata Wakil Direktur Meteorologi BMKG Goswanto. Sementara wilayah Jawa lainnya diperkirakan memasuki musim hujan pada November 2024.
Kita baru memasuki musim hujan, namun sudah banyak bencana meteorologi yang terjadi, seperti banjir dan tanah longsor di Bogor dan Sukabumi Jawa Barat. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk waspada. Jangan hati-hati. ujar Guswanto.
Guswanto menjelaskan, berdasarkan hasil analisis mingguan BMKG, kemungkinan terjadi cuaca buruk dengan curah hujan sedang hingga lebat pada minggu depan, yaitu 7-12 November, disertai badai petir atau angin kencang 2024.
Dinamika atmosfer dan siklon tropis
Menurut Guswanto, keadaan tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor yang mempengaruhi dinamika iklim di Indonesia dan mempengaruhi kemungkinan peningkatan curah hujan di banyak daerah. Dampak peningkatan curah hujan ini tidak hanya dirasakan masyarakat dalam pekerjaan sehari-hari, namun juga aktivitas penerbangan dan transportasi.
“Kami juga mengimbau konsumen, penyedia transportasi, dan operator transportasi, khususnya angkatan laut dan udara, untuk mewaspadai kemungkinan cuaca buruk,” ujarnya.
Nelayan juga tidak boleh memaksakan diri melaut jika terjadi cuaca buruk. Pantau terus kondisi cuaca, angin, dan tinggi gelombang melalui InfoBMKG, tambahnya.
BMKG juga melaporkan siklon tropis Yinxing teramati di Laut Filipina dengan kecepatan maksimum 75 knot dan tekanan minimum 970 hPa.
Topan terlihat menjauh dari daratan Indonesia, namun dampak badai akan semakin meningkat dalam 24 jam ke depan.
Menurut BMKG, meski Siklon Tropis Yinxing bergerak menjauhi daratan Indonesia dan saat ini berada di sekitar Laut Filipina, namun badai tersebut akan mempengaruhi cuaca dan kondisi perairan Indonesia dalam 24 hingga 48 jam ke depan.
“Berkembangnya siklon tropis ini dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan kondisi perairan di Indonesia berupa hujan dalam 24-48 jam ke depan dengan curah hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,. ujar Guswanto.
Selain curah hujan yang tinggi, badai tersebut juga menimbulkan gelombang di beberapa perairan Indonesia, antara lain Sangya-Talawd, Laut Maluku, dan perairan Samudera Halmahera di Pasifik Utara, dengan tinggi gelombang mencapai 1,25 hingga 2,5 meter. Harus.
Sebagai upaya mitigasi, BMKG mengimbau konsumen dan pelaku angkutan, khususnya jalur laut dan angin, untuk waspada terhadap cuaca buruk dan memantau kondisi cuaca, ketinggian angin, dan gelombang melalui informasi resmi dari Monitor BMKG.
“Kami juga mengimbau konsumen, penyedia jasa angkutan, dan penyelenggara angkutan, khususnya yang melalui jalur laut dan udara, untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca buruk,” kata Guswanto.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik Andri Ramdhani mencontohkan fenomena Gelombang Khatulistiwa Kelvin dan Rossby yang menyebabkan kadar uap air tinggi. Hal ini membantu berkembangnya awan hujan di daerah tertentu.
Ia juga menjelaskan, kondisi kelembaban lokal yang tinggi di beberapa wilayah Indonesia, serta angin yang berfluktuasi dan lemah, dapat meningkatkan peluang terbentuknya awan hujan di beberapa wilayah.
“Jadi minggu depan masyarakat perlu mengetahui dan membuat perkiraan awal mengenai dampak cuaca buruk dan dampak bencana meteorologi yang mungkin terjadi di seluruh Indonesia,” ujarnya. (TIM/DMI)