Jakarta, CNN Indonesia —
Militer Israel dilaporkan kehabisan senjata untuk melanjutkan perang di Timur Tengah menyusul serangan timbal balik di Tel Aviv dan milisi Hizbullah di Lebanon dan agresi brutalnya di Jalur Gaza Palestina.
Financial Times melaporkan bahwa Israel baru-baru ini mulai mengalami “kekurangan” rudal anti-pesawat, dan pemerintah saat ini sedang mencari bantuan dari Amerika Serikat.
“Kendala pasokan [dan urgensi perang telah memaksa militer Israel] bergantung pada Amerika Serikat untuk mengisi kesenjangan dalam perisai pelindungnya,” lapor Financial Times, seperti dikutip Al Jazeera.
Perang Israel di Timur Tengah semakin intensif akhir-akhir ini, terutama setelah Iran melancarkan serangan rudal balistik dan hipersonik pada 1 Oktober.
Iran mengklaim 90% serangannya berhasil mencapai sasarannya. Sementara itu, Israel berpendapat bahwa sebagian besar serangan Iran telah berhasil dihadang.
Setelah serangan Iran, Israel mengumumkan akan melancarkan serangan balasan terhadap Iran. Beberapa pihak juga menduga serangan balasan tersebut ditujukan ke fasilitas minyak dan bahkan nuklir Teheran.
Negara-negara kemudian menjadi khawatir dan menyerukan embargo senjata terhadap Israel untuk mencegah konflik meningkat. Prancis adalah salah satu negara yang menuntut embargo senjata terhadap Israel.
Namun, dalam beberapa hari terakhir, Amerika Serikat mengumumkan akan mengerahkan sistem anti-rudal THAAD di Israel. Pengerahan tersebut merupakan dukungan nyata Washington terhadap Zionis.
(blq/rds)