Jakarta, CNN Indonesia –
Polisi Israel telah menangkap seorang penasihat utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena dicurigai membocorkan informasi rahasia ke media asing.
Menurut dokumen pengadilan, penasihat Netanyahu Eliezer Feldstein dan beberapa orang lainnya diwawancarai.
“[Karena pengungkapan informasi intelijen rahasia dan sensitif],” demikian bunyi dokumen pengadilan yang dirilis Minggu (11/3) dan dikutip CNN.
Dokumen pengadilan mengatakan data yang dirilis secara ilegal dari sistem militer Israel melemahkan strategi militer Hamas untuk membebaskan para sandera.
Sebelumnya, pemimpin oposisi Yair Lapid menuduh Kantor Perdana Menteri membocorkan dokumen rahasia untuk mencegah kemungkinan kesepakatan hipotek.
Dokumen tersebut diduga menggambarkan operasi untuk mempengaruhi opini publik terhadap keluarga sandera yang ditahan Hamas.
Lapid mengatakan ada kecurigaan bahwa tim Netanyahu mencoba memblokir potensi kesepakatan hipotek dengan merilis dokumen rahasia dan memalsukan dokumen rahasia.
Dia mengatakan bahwa masalah ini telah diangkat dari kantor Perdana Menteri. Setelah itu, dia meminta penyelidikan atas kejadian tersebut.
Lebih lanjut Lapid mengatakan, “Penting untuk memeriksa apakah hal itu bukan atas perintah Perdana Menteri atau tidak.”
Kebocoran tersebut dipublikasikan pada bulan September oleh media Yahudi tertua di Inggris, Jewish Chronicle, dan Bild Jerman.
Kedua media tersebut mendukung cerita Netanyahu, mengutip sumber intelijen Israel.
Netanyahu mengadakan konferensi pers dan mengatakan bahwa dokumen milik Hamas ditemukan di terowongan di Jalur Gaza.
Ia mengatakan, dokumen ini menunjukkan bahwa Hamas berupaya memecah belah warga Israel.
“Saya tidak akan menyerah pada tekanan ini,” kata Netanyahu.
Artikel-artikel muncul di media asing ketika pembicaraan sedang berlangsung untuk melanggar gencatan senjata dan membebaskan para sandera.
Pada saat yang sama, warga Israel berdemonstrasi untuk menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan dengan Hamas dan memulangkan para sandera.
Menurut sumber intelijen dalam artikel Jewish Chronicle, rencana Sinwar adalah menyelundupkan dirinya dan para pemimpin Hamas yang tersisa sebagai sandera Israel melalui Koridor Philadelphia ke Sinai dan dari sana ke Iran.
Barang tersebut ditemukan saat interogasi seorang pejabat senior Hamas dan berdasarkan informasi dari dokumen yang disita pada 29 Agustus.
Saat itu, enam jenazah ditemukan.
Setelah terjadi keributan mengenai keakuratan informasi tersebut, Jewish Chronicle menghapus artikel tersebut
Sementara itu, Bild melaporkan dokumen Hamas yang ditulis oleh pemimpin Hamas Yahya Shinwar.
Dalam dokumen tersebut, Sinwar berusaha menciptakan perpecahan di Israel dan memberikan tekanan pada keluarga sandera.
Namun, militer Israel mengatakan dokumen itu ditulis oleh pejabat tingkat menengah Hamas dan tidak dirahasiakan. Dokumen tersebut juga merupakan file lama
Juru bicara militer Israel saat itu, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pada konferensi pers pada 10 September bahwa dia tidak mengetahui informasi tersebut.
“Saya tidak tahu informasi apa yang Anda sebutkan tentang sandera di Sinwar dan Philadelphia,” kata Hagary. (isa/rds)