Jakarta, CNN Indonesia –
Kerupuk seringkali dicap sebagai jajanan yang tidak sehat. Selain sering digoreng, kerupuk juga sering ditaburi garam dan bumbu.
Faktanya, kerupuk bisa menjadi camilan yang lebih sehat. Bagaimana?
Ray Waghiu Baswori, peneliti pengobatan komunitas dan presiden Pusat Kolaborasi Kesehatan, mengatakan kerupuk bisa menyehatkan dengan memfortifikasi makanan.
Merupakan suatu cara untuk menambah atau memperkaya bahan pangan tertentu dengan zat gizi mikro yang dibutuhkan manusia.
“Kerupuk harus menjadi peluang penguatan gizi. Karena tingginya konsumsi, pemerintah harus bisa memanfaatkan kerupuk sebagai media nutrisi mikronutrien untuk mencegah kekurangan vitamin,” kata Ray kepada fun-eastern.com.
Pada tahun 2022, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi biskuit di Indonesia mencapai 0,03 kg per orang per minggu. Indikator ini lebih tinggi dibandingkan konsumsi makanan lainnya.
Ray mengatakan, kerupuk tidak bisa disebut sebagai makanan pokok. Namun tak bisa dipungkiri kalau masakan ini menjadi favorit banyak orang.
Biskuit terbuat dari tepung berkalori tinggi. Selain itu, kerupuk biasanya dibuat dengan cara digoreng. Oleh karena itu, kerupuk dianggap sebagai makanan berkalori tinggi namun rendah nutrisi.
Menurut Ray, saat ini penghuni liar belum banyak mendapat perhatian untuk dilakukan penguatan. Meski kemungkinan mendapatkan keuntungan dari hal ini sangat tinggi.
Konsumsi yang tinggi mungkin menjadi strategi kunci untuk meningkatkan gizi pada kerupuk.
“Seperti yodium pada garam atau vitamin A pada minyak goreng. Banyak industri yang melakukan hal ini, seperti fortifikasi kacang tanah dengan omega, telur ayam kampung dengan DHA,” ujarnya.
Menurut Ray, hal tersebut sebenarnya merupakan strategi pengobatan komunitas untuk mengatasi kekurangan vitamin dan mineral, yang salah satunya dapat dihadapi dengan biskuit sebagai makanan favorit masyarakat Indonesia.
“Wahana nutrisi itu sendiri adalah suatu produk pangan atau pangan yang dijadikan ‘kendaraan’ untuk membawa vitamin atau mineral tertentu melalui proses fortifikasi, dan kerupuk dapat menjadi salah satu wahana tersebut,” ujarnya.
Ray menjelaskan, penguatan kerupuk bisa dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya pakai tepung terigu yang difortifikasi, tambahkan zat besi pada kerupuk dengan sukun.
Anda bahkan bisa menggunakan ikan atau ayam untuk menambahkan kalsium pada kerupuk Anda. Rasanya masih enak dan kaya nutrisi.
“Tentu tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Acara ini bisa memajukan industri dan masyarakat yang mengonsumsi biskuit bisa mendapatkan makanan yang enak dan tentunya bernilai gizi,” ujarnya. (pua/asar)