Jakarta CNN Indonesia —
Nusran Wahid, Menteri Pertanian dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) memberikan gambaran mengenai lahan seluas 2.086 hektare di Ibu Kota Kepulauan (IKN) yang menurutnya masih belum jelas. Nusron membenarkan bahwa lahan tersebut tidak dipermasalahkan namun masih banyak rakyat.
“Sebenarnya tidak ada masalah. Siapa bilang itu masalah? Itu bukan masalah. Ibaratnya itu HGU. HGU itu akan segera habis masa berlakunya Negara yang mengambil alih,” kata Nusron di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pada Kamis (31/10)
“Kemudian orang tua itu keberatan dengan penyitaan tersebut. Beberapa penduduk desa mengambil alih,” katanya.
Dia menjelaskan, tanah yang masa HGUnya telah habis akan diserahkan kepada Bank Tanah. Lalu ada 30 persen yang dialokasikan untuk reformasi pertanian.
Masyarakat yang sudah lama mendiami tanah tersebut berhak atas alokasi tanah, namun jumlahnya terbatas. Nusron mengatakan, pemerintah akan memperhitungkan hal tersebut.
“Karena sudah terlalu legal. Jadi ini hanya masalah angka. Karena kalau land reformnya kecil, tidak bisa hektar. Mungkin setengah hektar. Atau seperempat hektare,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri ATR/BPN Agus Harimurthy Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, lahan di IKN seluas 2.086 hektare belum dibuka. Hal itu dia laporkan ke Presiden Jokowi.
AHY mengatakan sebagian lahan tersebut tidak akan dijadikan lahan induk pemerintah, namun ada lahan seluas 2,75 hektare dengan sekitar 22 bidang tanah di Sepaku yang akan digunakan untuk pengendalian banjir.
Lalu ada 44,6 hektare atau sekitar 48 bidang tanah yang ingin dijadikan jalan tol atau jalan tol.
“Yang jelas bagi kami prinsipnya adalah kami harus membersihkan dan membuka lahan yang ada terlebih dahulu. Nanti kami akan terbitkan sertifikat hak pakai tanah selengkap-lengkapnya,” kata AHY di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/4).
(Dio/Biaya)