Jakarta, CNN Indonesia —
Donald Trump memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat menurut perhitungan cepat sejumlah media pada Rabu (6/11).
Menurut hitungan New York Times, Trump meraih 51 persen atau 71 juta suara populer. Ia pun meraih 277 suara dari 538 suara mengalahkan Kamala Harris.
Trump juga menyampaikan pidato kemenangannya. Namun, dalam pernyataan publik pertamanya sebagai presiden terpilih berdasarkan quick count, ia sama sekali tidak menyebut Israel dan Palestina.
Sejak Israel melancarkan invasi ke Palestina, AS mendapat kritik karena terus memberikan bantuan kepada negara Zionis.
Lantas, bagaimana kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Donald Trump?
Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan, Trump tidak mengutamakan masalah Palestina.
“Secara umum Trump tidak menjadikan Palestina sebagai isu penting, dan mengambil posisi vulgar sebagai pendukung Israel,” kata Yon saat dihubungi fun-eastern.com, Rabu (6/11).
Trump, kata dia, juga tidak yakin dengan solusi dua negara.
Solusi dua negara merupakan kerangka kerja yang disepakati masyarakat internasional untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Hal ini dilakukan dengan mewujudkan dua negara secara bersama-sama, hidup rukun, saling menghormati, dan saling mengakui kedaulatan masing-masing.
Lebih menguntungkan bagi Israel
Menurut Yon, posisi Trump sebagai Presiden malah akan menguntungkan Israel dan menyulitkan pencapaian solusi dua negara.
Israel, lanjutnya, juga tidak ingin Palestina menjadi negara merdeka.
AS adalah sekutu dekat dan penting Israel. Setiap kali pemerintahan Benjamin Netanyahu menyerang Gaza, mereka akan menyebut serangan itu sebagai hak untuk membela diri.
“Dengan hadirnya Trump, impian solusi dua negara, negara Palestina merdeka, semakin sulit terwujud,” kata Yon.
Trump, dalam pidato pertamanya setelah menang telak, tidak pernah beberapa kali menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Yon menilai sikap tersebut merupakan bentuk dukungan penuh Trump terhadap Israel.
“Demi menjaga hubungan dengan Israel, Trump belum menyatakan dukungan apa pun terhadap gencatan senjata,” ujarnya.
Bersambung di halaman berikutnya…