Jakarta, CNN Indonesia —
Kabar tewasnya komandan militer Israel Gerzi Halevi dalam serangan pejuang Hizbullah di Lebanon menimbulkan kegemparan di media sosial.
Pada Minggu (13 Oktober), Hizbullah melancarkan serangan drone ke pangkalan militer Israel di dekat Binyamina. Akibat penyerangan tersebut, 4 tentara tewas dan 60 orang luka-luka.
Menurut Jerusalem Post, ada laporan bahwa Halevi terbunuh setelah serangan terhadap X.
Salah satu akun X yang menyebarkan berita tersebut adalah Anastasia Maria Lupis, pengguna terverifikasi dengan jutaan pengikut. Ia mengatakan, kabar meninggalnya Halevi telah terkonfirmasi.
“Informasi awal mengonfirmasi bahwa panglima militer Israel Gerzi Halevi telah terbunuh,” tulis Lupis.
Komentator Amerika Jackson Hinkle juga mengatakan di X bahwa Halevi dibunuh menurut laporan yang belum dikonfirmasi. Hinkle mengatakan Halevi dibunuh oleh “drone serat optik yang canggih.”
Akun terverifikasi lainnya, SilencedSirs, juga mengunggah foto yang memperlihatkan foto dan nama panglima dengan tulisan “dibunuh” yang ditulis dengan warna merah.
Jurnalis Sulaiman Ahmed, yang memiliki setengah juta pengikut, juga menyebarkan berita kematian Halevi, dengan mengutip “informasi yang belum dikonfirmasi”.
Halevi kemudian tampil publik pada Senin (14/10) dan membantah segala spekulasi mengenai kematiannya.
Ia mengunjungi pusat pelatihan Brigade Golani yang diserang oleh Hizbullah.
Dalam kunjungannya, Halevi mengatakan Israel saat ini sedang berperang. Oleh karena itu, serangan terhadap basis pendidikan tidak dapat diterima.
“Kami sedang berperang dan serangan terhadap pusat pelatihan militer garis depan sangat parah dan konsekuensinya sangat menyakitkan,” kata Halevi kepada tentara di sana, Senin (14/10).
Berita ini muncul ketika Israel masih memerangi Hizbullah di Lebanon dan melancarkan serangan brutal terhadap Jalur Gaza Palestina.
Berita kematian Halevi muncul beberapa minggu setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di ibu kota Lebanon, Beirut. (blq/rds)