Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih AS Donald Trump setelah memenangkan pemilu presiden AS 2024.
Dmitry Peskov, sekretaris pers presiden Rusia, mengatakan bahwa dia tidak mengetahui rencana Putin untuk memberi selamat kepada Trump.
Namun dia mengatakan Rusia menaruh perhatian besar terhadap situasi di Negeri Paman Sam.
Kata Peskov dalam keterangannya kepada Reuters, Rabu (6/11).
Putin disebut-sebut merupakan teman Trump dan mereka memiliki hubungan yang baik.
Rusia juga dituduh membantu Trump memenangkan pemilu 2016.
Peskov menegaskan, masyarakat tidak boleh lupa bahwa saat ini Amerika adalah negara yang tidak menunjukkan hubungan persahabatan dengan Rusia.
Lebih lanjut, Peskov mengatakan hubungan kedua negara berada pada level historis.
Dan dia mengatakan bahwa AS dapat mengubah arah kebijakan luar negerinya.
“Tetapi kita akan lihat pada bulan Januari (ketika Trump mulai menjabat),” kata Peskov.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan AS-Rusia memburuk sejak Putin menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
AS terus memberikan bantuan ke Ukraina untuk digunakan melawan Rusia. Putin telah berulang kali memperingatkan Amerika Serikat dan sekutunya untuk tidak ikut campur dalam perang tersebut.
Putin telah berjanji untuk mengambil tindakan tegas jika AS melakukan intervensi dan terlibat langsung dalam perang tersebut.
Pemilihan presiden akan diadakan di Amerika pada hari Selasa. Menurut beberapa media di negara itu yang menghitung dengan tergesa-gesa, Donald Trump lebih unggul dari Kamala Harris.
Trump meraih 70,9 juta suara atau 51 persen dari 95 persen suara.
Sedangkan lawan Trump, Kamala Harris, memperoleh 65 juta suara atau 47 persen.
Trump memperoleh 277 suara, sementara Harris memperoleh 224 suara.
Untuk memenangkan pemilihan presiden, seorang kandidat harus memenangkan setidaknya 270 dari 538 suara electoral college. (isa/rds)