Jakarta, CNN Indonesia —
Akio Toyota mengaku sebagai presiden Toyota Motor Corporation terus mengawal transisi dari kendaraan bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik di Jepang.
Menurut Akio, meski tujuannya baik untuk mengurangi emisi karbon, namun transisi ini juga membawa dampak negatif. Pergeseran dalam industri otomotif akan mengancam jutaan pekerja yang bekerja di bidang teknologi terkait teknik untuk perusahaan pemasok.
“Ada 5,5 juta orang yang berkecimpung di industri otomotif di Jepang. Diantaranya adalah mereka yang sudah lama menggeluti pekerjaan yang berhubungan dengan mesin,” kata Akio Toyoda.
Hal tersebut disampaikan Toyoda kepada wartawan di Jepang pada Kamis (10/10) seperti dikutip Reuters.
Ia menjelaskan, beralih ke kendaraan listrik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Peralihan ke kendaraan listrik yang terjadi di seluruh dunia saat ini dianggap sebagai sebuah pilihan, namun harus diingat bahwa akan terjadi redundansi di perusahaan otomotif.
Toyoda menambahkan, pekerja manufaktur harus diperhitungkan karena mereka akan kehilangan pekerjaan.
“Jika kendaraan listrik menjadi satu-satunya pilihan, bahkan bagi pemasok kami, pekerjaan orang-orang tersebut akan hilang,” kata Toyoda.
Diberitakan sebelumnya, raksasa otomotif asal Jepang, Toyota, menghitung bahwa di masa transisi ini, khususnya di sejumlah negara, penjualan mobil listrik mulai menurun seiring dengan dicabutnya insentif oleh regulator, termasuk di pasar otomotif AS.
Reuters melaporkan bahwa beberapa produsen mobil global mengurangi target penjualan mobil listrik mereka sebagai dampak dari melambatnya permintaan kendaraan listrik baterai karena harga selangit, terbatasnya stasiun pengisian, dan perang harga akibat serbuan mobil listrik termurah dari China. .
Penjualan global mobil listrik naik 20 persen pada paruh pertama tahun 2024, lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, menurut firma riset pasar Rho Motion. Sementara penjualan mobil hybrid mengalami peningkatan.
(peralatan/mikrofon)